EmitenNews.com - Produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia semakin diminati pasar Amerika Serikat (AS). Ini terlihat tingginya respon saat digerlarnya pameran Winter Fancy Food Show (WFFS) 2022 di Las Vegas, pada pada 6—8 Februari lalu.
Pada pameran WFFS 2002 ini Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Bank Indonesia, produk mamin Indonesia berhasil meraup potensi transaksi sebesar lebih dari Rp 150 miliar.
“Penyelenggaraan pameran tahun ini terhitung memiliki skala yang lebih kecil dibanding gelaran sebelumnya. Namun, produk mamin Indonesia mampu meraup potensi transaksi yang menggembirakan," ungkap Kepala ITPC Bayu Nugroho dalam siaran persnya.
WFFS merupakan pameran tahunan yang diadakan Asosiasi Specialty Food Associaton. Pameran ini menampilkan produk mamin yang mengedepankan orisinalitas asal etnis atau budaya, mempunyai proses pengolahan unik dengan bahan dasar spesifik, mempunyai pengemasan yang menarik, serta memiliki saluran distribusi dan penjualan yang spesifik.
Pada gelaran tahun ini, WFFS diikuti 876 peserta dari berbagai negara di antaranya Indonesia, Amerika Serikat, Italia, Jepang, Prancis, Spanyol, dan Brasil.
Pada pameran ini, Indonesia menampilkan sembilan perusahaan serta usaha kecil dan menengah (UKM) Perusahaan tersebut antara lain Jans Enterprises Corp yang merupakan importir dan distributor mamin Indonesia. Jans Enterprises Corp menawarkan beragam produk mamin dengan label Jans. Produk tersebut di antaranya keripik singkong, keripik ubi, air kelapa, dan biskuit ke pasar AS.
Perusahaan lainnya, Jawa Import Inc & FoodEx menampilkan berbagai produk makanan dengan bahan dasar unik dan inovatif, diantaranya berbagai macam sambal, bumbu jadi, teh celup herbal, dan buah.
Selain itu, turut serta Atama Premier Foods merupakan perusahaan yang berpusat di Los Angeles, California. Perusahaan ini menawarkan berbagai macam makanan ringan dengan desain kemasan dan rasa yang telah disesuaikan dengan selera masyarakat AS, antara lain kue kering, keripik ubi, biskuit keju, dan kerupuk udang.
Pada pameran ini Indonesia juga menampilkan produk minuman melalui PT Tong Tji Indonesia. Perusahaan ini menghadirkan produk teh dengan berbagai varian unggulan seperti melati, hitam, jeruk purut, hijau, hijau melati, dan teh jeruk lemon.
Selain Tong Tji, Indonesia juga memperkenalkan PT Suwe Ora Jamu Amertha yang memproduksi minuman herbal Indonesia. Perusahaan tersebut mempromosikan bahan-bahan alami dan menawarkan berbagai varian minuman tradisional jamu dalam bentuk teh celup herbal dan kemasan siap minum.
Sementara Pemerintah Sulawesi Utara hadir dengan memfasilitasi PT Awilton Nyiur Internasional. Perusahaan ini merupakan perusahaan makanan ringan yang berpusat di Bitung, Sulawesi Utara.
Produk utama perusahaan tersebut berupa gula khas Sulawesi Utara yang terbuat dari bahan alami nira kelapa seperti gula kelapa, nektar kelapa, dan madu kelapa. Produk tersebut telah siap untuk dipasarkan di pasar AS karena telah memiliki sertifikat United States Department of Agriculture (USDA) Organic.
Pada pameran ini, ITPC Los Angeles berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam mempromosikan produk UKM Indonesia yaitu Narata, Rumah Mocaf Indonesia, dan Tyu. Narata merupakan UKM binaan Bank Indonesia yang membawa produk keripik buah-buahan seperti pisang, nangka, dan salak.
Sedangkan Rumah Mocaf Indonesia adalah UKM yang menjual produk-produk dari singkong. Mocaf sendiri merupakan kependekan dari Modified Cassava Flour yang mengolah tepung singkong dengan fermentasi mikroba atau enzimatis. Rumah Mocaf Indonesia membawa produk tepung tapioka serta kue kering rasa cokelat dan buah-buahan.
Sementara Tyu menampilkan keripik buah mangga, nanas, dan buah naga dengan kemasan menarik sesuai dengan selera konsumen AS. Tyu mendapatkan potensi transaksi terbesar pada pameran ini dengan nilai melebihi Rp140 miliar rupiah.
Menurut Bayu, pasar AS sangat responsif untuk produk makanan ringan yang menyehatkan. Dengan berpartisipasi di WFFS secara konsisten, diharapkan Indonesia dapat membangun kepercayaan dan reputasi di mata buyer AS, sebagai pemasok yang menawarkan produk-produk yang unik, inovatif, dan berpotensi tinggi.
“Respons pembeli AS yang sangat besar terhadap produk mamin Indonesia. Ini menunjukan Indonesia memiliki daya saing serta pasar karena kualitas serta selera yang sesuai pasar AS. Kami meyakini buyer AS tengah mencari pemasok baru yang bisa menyuplai dalam dengan jumlah yang besar, khususnya untuk produk mamin yang menyehatkan,” pungkas Bayu.
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram