EmitenNews.com—Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengefisienkan jalur pemasaran perikanan budidaya melalui digitalisasi untuk memperluas jaringan pasar para pembudidaya atau pelaku usaha di Indonesia.


"Digitalisasi di sektor budidaya dan pemasaran ini sangat kita perlukan. Tujuannya untuk efisiensi rantai pasok," kata Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Nono Hartanto di Jakarta, Kamis.


Nono menyampaikan, KKP sedang menggencarkan digitalisasi pada sistem produksi perikanan budidaya antara lain dengan desain kolam/tambak yang ramah lingkungan, pemilihan lokasi menggunakan drone dan pemetaan satelit, penggunaan peralatan pendukung budidaya seperti sistem aerasi, kamera bawah air, hingga pengelolaan kualitas air dan kesehatan ikan secara digital.


Menurut dia, digitalisasi di sektor hulu akan menguntungkan pembubidaya di dalam negeri karena memudahkan proses pemeliharaan secara berkelanjutan.


Sedangkan di sektor hilir, digitalisasi dinilai dapat memperpendek jalur pemasaran.


"Ikan yang dijual itu melalui pihak pengumpul, jadi keuntungan pembudidaya sangat kecil. Dengan proses digital maka pembudidaya dapat memperpendek jalur pemasarannya sehingga keuntungan lebih besar," ujarnya.


Sementara itu, perusahaan rintisan (startup) kalikan.id yang bergerak di sektor usaha ikan hiar air tawar Indonesia menyampaikan bahwa digitalisasi menjadi sarana promosi yang bisa dimanfaatkan para komunitas meliputi pembudidaya, pemasar, hingga para penghobi.


"Digitalisasi memperluas jaringan pasar ikan hias air tawar untuk mendukung produktivitas pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) ikan hias di Indonesia," kata CEO kalikan.id Dian Rachmawan.


Dian mengatakan, platform digital kalikan.id dapat dimanfaatkan sebagai marketplace para pemangku kepentingan untuk memamerkan, menawarkan, hingga transaksi jual beli ikan di dalam negeri dan mancanegara.


Tidak hanya itu, kalikan.id bersama dengan KKP juga berencana menggelar pameran ikan hias air tawar secara rutin guna memperkuat jaringan komunitas, serta memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi manfaat ekonomi dari ikan hias air tawar Indonesia.


Menurut dia, meningkatnya popularitas ikan hias warna-warni seperti ikan mas, ikan koi, guppy, corry catfish, tiger fish, ikan cupang dan ikan arwana untuk kolam dan akuarium di kantor maupun rumah sebagai bagian dari gaya hidup modern, juga diprediksi akan mendorong pertumbuhan bisnis ikan hias air tawar.


"Kami membuat marketplace untuk mencegat makelar-makelar. Jadi semua UMKM punya toko digital," katanya.


Sebagai informasi, nilai ekspor ikan hias Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada periode tahun 2017–2021, dari 27,6 juta dolar AS pada tahun 2017 menjadi 34,5 juta dolar AS pada tahun 2021.


Tahun 2021, ekspor ikan hias didominasi oleh ikan hias air tawar sebesar 80,63 persen atau senilai 27,8 juta dolar AS dan sisanya ikan hias air laut sebesar 19,37 persen atau senilai 6,7 juta dolar AS.


Sampai dengan Juni 2022, nilai ekspor ikan hias mencapai 17,61 juta dolar AS dengan volume sebesar 783,95 ton ke negara tujuan utama Amerika Serikat (11,91 persen), Jepang (11,58 persen) dan Taiwan (10,60 persen).


Jenis ikan hias yang paling diminati adalah arwana (super red dan jardini), cupang, botia, koi, maskoki, dan oscar.