EmitenNews.com - Provinsi Nusa Tenggara Timur layak menjadi pusat destinasi wisata religi untuk umat Katolik. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno selama berinteraksi dengan para romo dan pastor atau biarawan Katolik. Ia mengaku bahagia bisa menghadirkan kolaborasi untuk mengembangkan Pulau Flores dan mengembangkan destinasi wisata religius.

Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (21/5/2024), Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan harapannya sama seperti ketika mengembangkan DSP (destinasi super prioritas) Borobudur untuk umat Buddha, di Magelang, Jawa Tengah. Lalu, di Jawa Timur ada destinasi ziarah Makam Wali Songo untuk umat Islam. 

"Sekaligus mempromosikan Pulau Flores sebagai tulang punggung dari destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo," kata Sandiaga Salahuddin Uno dalam webinar 'Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Religi Katolik di Pulau Flores' yang dipantau di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo, Jumat.

Menparekraf bercerita, selama ini aktif berinteraksi dengan para romo dan pastor atau biarawan Katolik. Ia mengaku bahagia bisa menghadirkan kolaborasi untuk mengembangkan Pulau Flores dan mengembangkan destinasi wisata religius.

Satu hal lagi, Pulau Flores selama ini dikenal dengan sejarah dan warisan dari perkembangan penyebaran agama Katolik.

Pulau Flores juga sering disebut sebagai pulau misionaris dengan salah satu daya tarik wisata religinya melalui inkulturasi antara gereja Katolik dan budaya lokal masyarakat setempat.

"Semua ini menjadikan Flores sebagai destinasi wisata religi yang kaya akan nilai sejarah dan spiritual," ujar Sandiaga. 

Penting pula dicatat, dari jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 280 juta jiwa, sebesar 3,1 persen di antaranya adalah umat Katolik. Terdapat sekitar 3 juta umat Katolik yang ada di NTT dan hampir 40 persennya berada di Pulau Flores.

Satu hal lagi, dari empat Kharisma Event Nusantara (KEN) yang ditetapkan Kemenparekraf di Provinsi NTT, terdapat dua kegiatan berbasis religi: Festival Golo Koe di Labuan Bajo dan Festival Bale Nagi di Kabupaten Flores Timur.

"Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk terus merawat budaya dan tradisi inkulturasi gereja Katolik yang sudah ada," kata Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno. ***