Realisasi Investasi Kawasan BBK Capai Rp78,38 Triliun, Batam Terbesar

Kementerian Koordinator Perekonomian bersama delegasi Economic Development Board (EDB) Singapura dalam pertemuan Co-Chairs Working Group on Batam-Bintan-Karimun (BBK) ke-17, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (14/4/2025). Dok. Kemenko Perekonomian
EmitenNews.com - Realisasi investasi kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK) mencapai USD4,67 miliar, atau sekitar Rp78,38 triliun (kurs Rp16.787). Total realisasi tersebut terdiri atas kawasan Batam yang mencetak rekor realisasi investasi sebesar USD3,26 miliar pada 2024. Untuk Bintan dan Karimun masing-masing USD118,3 juta, dan USD1,29 milliar.
“Terdapat total 180 proyek prioritas dengan cakupan sektor strategis, seperti logistik, industri, pariwisata, teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur pendukung,” kata Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kementerian Koordinator Perekonomian Rudy Salahuddin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pada forum 17th Co-Chairs Meeting of Working Group on Batam-Bintan-Karimun (BBK) and Other SEZs in Indonesia pada Senin (14/4/2025), Rudy Salahuddin menjelaskan kawasan BBK juga menjadi rumah bagi lima Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), termasuk KEK Nongsa yang tengah dikembangkan sebagai pusat data dan teknologi digital.
Proyek-proyek infrastruktur pendukung seperti fasilitas pusat data (data center), pengolahan air, dan perluasan kawasan tengah berlangsung dengan berbagai investor asing telah menyatakan komitmennya.
Terkait mobilitas investor, Indonesia telah menyelesaikan isu visa bagi pelaku usaha ASEAN, serta memperkenalkan skema Multiple Entry Visa untuk memperlancar perjalanan bisnis lintas negara.
Upaya ini dinilai penting untuk menjawab kebutuhan arus kunjungan bisnis yang terus meningkat.
Dari sisi konektivitas, BP Batam tengah mempersiapkan pengembangan penuh Pelabuhan Batu Ampar menjadi transshipment internasional. Kolaborasi dengan operator pelabuhan global dari Singapura menjadi salah satu fokus yang akan dieksplorasi pada 2025.
Dalam pertemuan dengan Chairman EDB Singapura Png Cheong Boon tersebut, juga dilakukan sejumlah pembahasan. Di antaranya, kemajuan kebijakan dan investasi kawasan BBK, dukungan terhadap KEK dan transformasi digital, serta penyelesaian isu mobilitas dan konektivitas BBK-Singapura.
Sejak pertemuan sebelumnya pada Januari 2024, kerja sama BBK difokuskan pada empat klaster utama yaitu business environment, investment promotion, industry sector, dan capacity development.
Sampai akhir 2024, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan sejumlah regulasi penting. Di antaranya, Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengembangan KPBPB BBK.
Lainnya, Peraturan Menko Perekonomian Nomor 10 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Pembangunan KPBPB BBK, serta Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2025 tentang Penataan Penyediaan Lahan di KPBPB Batam.
“Regulasi ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan ekosistem investasi yang semakin kompetitif dan terintegrasi di kawasan BBK,” kata Rudy Salahuddin.
Kedua belah pihak menegaskan pentingnya kesinambungan kerja sama dan penguatan kelembagaan untuk menjawab tantangan global yang semakin kompleks. Termasuk dampak kebijakan proteksionisme dan tekanan geopolitik terhadap rantai pasok global.
“Dalam konteks meningkatnya ketidakpastian ekonomi global di 2025, peran Working Group BBK menjadi semakin penting sebagai platform koordinasi kebijakan yang adaptif dan responsif,” kata Rudy Salahuddin.
Rudy juga menekankan pentingnya momentum baru dalam kerja sama Indonesia–Singapura, seiring dengan adanya reorganisasi kelembagaan dan struktur baru di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antarpihak dan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih solid ke depan.
Sementara itu, Chairman Png Cheong Boon menerangkan adanya potensi yang bisa terus dikembangkan dari kerja sama kedua negara itu. Ia mengaku melihat potensi besar Nongsa sebagai simpul penting bagi ekosistem digital kawasan.
“Oleh karena itu, perluasan dan penguatan regulasi menjadi sangat penting untuk mendukung daya tarik investasi,” kata Chairman Png Cheong Boon. ***
Related News

Indonesia Tawarkan Relaksasi dalam Negosiasi Tarif dengan AS

Ketahuan, Tarif Impor Paman Trump Untuk Indonesia Capai 47 Persen

BNI Horse Racing 2025 Dorong Pariwisata & Ekonomi Nasional

BRI Dukung Usaha Perhiasan Batu Alam Tembus Pasar Global

Harga Emas Antam Jumat ini Turun Rp10.000 per Gram

Menkeu Bahas Peluang Negosiasi Tarif Dagang dengan Dubes AS