EmitenNews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, menyampaikan pernyataan pers berkaitan dengan capaian kinerja tahun 2024 sektor ESDM, Senin (3/2). Kementerian ESDM mencatatkan sejumlah capaian positif dalam mendukung program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, terutama dalam meningkatkan ketahanan energi untuk mencapai swasembada energi.


Sepanjang 2024, kinerja positif dicatatkan Kementerian ESDM, seperti realisasi investasi sektor ESDM, Penerimaan Nasional Bukan Pajak (PNBP), lifting minyak dan gas bumi (migas), peningkatan pemanfaatan gas dan batubara domestik, penurunan emisi sektor energi, hingga peningkatan produksi biodiesel.


"Kementerian ESDM salah satu yang diberi tugas untuk menjalankan dan menyukseskan serta mengeksekusi program prioritas Pak Presiden, program prioritas Pak Presiden ini minimal ada empat. Yaitu pertama adalah kedaulatan pangan, kedua kedaulatan energi, ketiga hilirisasi dan yang keempat adalah makanan bergizi, di samping ada program-program yang lain," ujar Bahlil.


Selama tahun 2024, realisasi investasi sektor ESDM mencapai USD32,3 miliar, meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 dengan realisasi sebesar USD29,9 miliar. Berdasarkan angka tersebut, investasi untuk subsektor migas menjadi yang terbesar dengan nilai USD17,5 miliar, diikuti oleh mineral dan batubara (minerba) USD7,7 miliar, Ketenagalistrikan sebesar USD5,3 miliar, dan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar USD1,8 miliar.


"Akumulasi total investasi sektor ESDM tahun 2024 sebesar USD32,3 miliar, atau sekitar Rp515 triliun. Di migas sedikit naik dari USD14,9 miliar ke USD17,5 miliar, kurang lebih USD2,6 miliar lebih besar ketimbang 2023 atau hampir kurang lebih Rp40 triliun. Ini dalam rangka untuk mendorong peningkatan lifting migas." jelas Bahlil.


Sementara itu, PNBP sektor ESDM melampaui target hingga 115%, dengan realisasi mencapai Rp269,5 triliun dari target sebesar Rp234,2 triliun. "Terdiri dari migas sebesar Rp110,9 triliun, minerba Rp140,5 triliun, EBTKE Rp2,8 triliun, dan lainnya Rp15,4 triliun. Ini terjadi penurunan PNBP di sektor minerba, kenapa? Karena harga global lagi turun, tapi kita bersyukur meski harga komoditas minerba lagi turun, tapi target PNBP kita dari sektor ini masih bisa tumbuh, yang tadinya (target) Rp113 triliun, menjadi Rp140,5 triliun," sambungnya.(*)