EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Jumat (17/9) dibuka bervariasi (mixed) dengan kecenderungan melemah dan mengikuti pergerakan indeks saham utama di Walls Street semalam, dimana NASDAQ berhasil mencatatkan kenaikan tipis sementara DJIA dan S&P 500 berakhir melemah.
Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Notes) bertenor 10 tahun naik 2.9 bps menjadi 1.33% sementara nilai tukar USD terhadap sejumlah mata uang utama dunia (yang di gabungkan dalam Dollar Index) mencapai level tertinggi dalam 3 minggu terakhir.
Kenaikan imbal hasil surat utang Pemerintah AS dan menguatnya nilai tukar USD telah mengurangi daya tarik emas sehingga harganya (spot dan kontrak berjangka) turun hampir 3%.
"Rilis data ekonomi AS memperlihatkan bahwa kondisi ekonomi AS tidak seburuk yang di takutkan oleh investor sehingga memperkuat spekulasi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve atau the Fed) akan mengirim sinyal penarikan (tapering) paket stimulus moneter pada pertemuan kebijakan mereka minggu depan," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Penjualan Ritel bulan Agustus di AS secara tak terduga naik 0.7% M/M (+15.1% Y/Y) setelah turun 1.8% M/M di bulan Juli. Kenaikan ini ditopang oleh belanja online untuk keperluan anak atau siswa menghadapi Tahun Ajaran baru.
Data Philadelphia Fed Manufacturing Index untuk bulan September lompat 11 poin ke level 30.7 dari level 19.4 di bulan Agustus dan lebih baik dari estimasi penurunan ke level 18.9. Indeks mencapai puncaknya di level 50.2 pada bulan April.
Di pasar tenaga kerja, jumlah orang yang mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) naik menjadi 332,000 untuk minggu yang berakhir 11 September, lebih tinggi dari ekspektasi 322,000 dan angka pada minggu sebelumnya, 312,000.
"Kenaikan ini dilihat investor sebagai sesuatu yang wajar karena merupakan bagian dari volatilitas (kenaikan-penurunan) data ekonomi. Pasar tenaga kerja AS secara umum masih terus membaik," imbuh Dustin.
Jumlah orang yang sudah mencairkan tunjangan pengangguran paling tidak selama 2 minggu beruntun (Continuing Claims) mencapai 2.66 juta, lebih rendah dari ekspektasi 2.74 juta dan jumlah pada minggu sebelumnya, 2.78 juta.
Untuk perdagangan di BEI hari ini IHSG diperkirakan bergerak bearish moderat di rentang support 6.090 - resistance 6.130. Berikut teknikal saham rekomendasi Phillip Sekuritas.
BJBR
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1,305
Target Price 1 : 1,350
Target Price 2 : 1,380
Stop Loss : 1,280
UNTR
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 20,700
Target Price 1 : 21,950
Target Price 2 : 22,825
Stop Loss : 20,300
FREN
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 122
Target Price 1 : 130
Target Price 2 : 136
Stop Loss : 115.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha