EmitenNews.com - Pencatatan saham Sigma Energy Compressindo (SICO) mendapat respons luas insan pasar modal. Itu terefleksi dari lonjakan signifikan kala melakukan debut perdana. Saham Sigma melesat 20 persen atau 46 poin menjadi Rp276 per lembar.


Saham perdana Sigma sempat menyentuh level tertinggi Rp286 per lembar, terendah Rp264 per saham, dan rata-rata Rp281 per lembar. Saham emiten dengan market cap Rp251,16 miliar ditransaksikan 2 juta lot senilai Rp64,24 miliar. Perseroan menjajakan saham perdana senilai Rp230 per lembar.


Perusahaan bergerak bidang jasa penyewaan alat-alat untuk monetisasi minyak, dan gas suar bakar dengan menggunakan teknologi kompresi untuk penurunan emisi gas rumah kaca menggelar Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 270 juta saham. 


Besaran saham itu setara 29,67 persen dari modal disetor dan ditempatkan dengan harga Rp230 per saham. Perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai Underwriter. ”Langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata Kelola untuk lebih baik lagi,” tutur Benny, Direktur Utama Sigma.


Per September 2021, Sigma mencatat pertumbuhan pendapatan positif. Sigma optimistis prospek bisnis monetisasi minyak dan gas suar bakar saat ini. ”Keunggulan Produk kami memiliki multi fungsi. Dapat berfungsi sebagai mesin kompresor monetisasi gas suar bakar (flare recovery); sebagai mesin penyedot gas pada sumur-sumur gas bertekanan rendah( wellhead), dan sebagai mesin peningkat tekanan gas pada pipa-pipa distribusi (booster). Selain itu, Mesin kompresor kami berbentuk ringkas, dan padat (compact),” imbuhnya.


Amir Suhendro Samirin, Direktur Utama PT NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebut Sigma mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 31 Maret 2022. Selama masa penawaran umum tanggal 4-6 April 2022, saham Sigma mendapatkan minat cukup positif dari investor, dan seluruh saham terserap dengan baik,” tukas Amir.


Nah, dari aksi itu, Sigma menerima dana segar Rp62,1 miliar. Sekitar 15,50 persen untuk membayar utang ke Bank KEB Hana. Lalu, 44,75 persen untuk pengembangan usaha. Sisanya 39,75 persen untuk modal kerja. Sigma berdiri pada 2007, dan merupakan pionir services company dengan fokus bidang kompresor untuk menjawab isu strategis Zero Routine Flaring.


Menggabungkan teknologi mini gas compressor memiliki ketepatan dalam lingkup kerja, dan keekonomian dalam mendukung konsep monetisasi pemanfaatan pembakaran gas suar bakar, berhasil menjadi pionir bersama salah satu K3S swasta Indonesia dengan hasil memuaskan. Hasil itu, membuat PT Sinerco dipercaya menjadi agen tunggal (sole agent) teknologi mini gas compressor Indonesia. (*)