EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi awal pekan ini dibuka melemah. Pelemahan diperkirakan terkait dengan sikap pasar yang menunggu rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia atau Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV 2022 hari ini.


Pada pukul 09.57 WIB rupiah melemah 141 poin atau 0,94 persen dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.893 per dolar AS, ke posisi Rp15.034 per dolar AS.


"Hari ini pasar akan menunggu rilis data GDP Indonesia untuk Q422 (PDB triwulan IV 2022), dan sekaligus data GDP FY 2022 (PDB 2022)," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Senin.


Rully memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.855 per dolar AS sampai dengan Rp14.955 per dolar AS.


Pada sisi lain, pasar juga merespons publikasi data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang jauh lebih baik dari ekspektasi. Hal itu menyebabkan dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang lainnya.


Lapangan kerja (non-farm payroll/NFP) AS naik 517.000, jauh lebih tinggi dari konsensus sebesar 185.000. Hal tersebut menyebabkan spekulasi bahwa inflasi AS masih akan tetap tinggi.


Dengan spekulasi itu, Bank Sentral AS atau The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga lagi, yakni 25 basis poin (bps) pada pertemuan Komite Pasar Terbuka (FOMC) AS di bulan Maret 2023.


The Fed pada Rabu (1/2) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, meningkatkan kisaran target untuk suku bunga dana federal menjadi 4,5-4,75 persen, karena terus berjuang melawan inflasi.(*)