EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa (3/1) pagi melemah 99 poin atau 0,636 persen terhadap dolar AS.
Pada pukul 10.22 WIB Rupiah berada di kisaran Rp15.671 per dolar AS, turun dibanding posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.572 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal, memperkirakan pelemahan rupiah tak lepas dari kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi resesi ekonomi global.
"Pasar mencemaskan potensi resesi ekonomi global setelah Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa sebagian besar ekonomi global untuk tahun 2023, akan menjadi tahun yang sulit untuk negara yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global seperti AS, Eropa, dan China, karena mungkin akan mengalami aktivitas yang melemah," kata Faisyal dalam kajiannya, Selasa.
Sementara itu pergerakan dolar AS dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga yang akan lebih lambat dari Federal Reserve (Fed) setelah inflasi turun dari level tertinggi di akhir tahun 2022.
Pasar saat ini menilai peluangnya lebih dari 90 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan pertama mereka pada tahun ini, setelah menaikkan suku bunga yang relatif yang lebih kecil 50 bps pada Desember lalu.
Setelah memberikan empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut, bank sentral AS itu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan lalu. Risalah pertemuan Desember akan dirilis pada Rabu (4/1), dengan investor mencari petunjuk tentang jalan apa yang kemungkinan diambil The Fed pada 2023.(*)
Related News
Bapok Tak Kena, Menkeu Pastikan PPN 12 Persen Penuhi Asas Keadilan
Pendapatan Negara Hingga November Rp2.492,7 Triliun, Tumbuh 1,3 Persen
Harga Emas Antam Terus Melambung Rp14.000 per Gram
Wamen PKP, Investor Timur Tengah Siap Bangun 1 Juta Rumah Per Tahun
Menkeu Ungkap November 2024 APBN Defisit Rp401,8 Triliun
Penjualan Ritel Diprakirakan Meningkat, Terutama BBM dan Suku Cadang