Pertumbuhan penjualan nantinya juga mendorong laju perolehan laba. Pada 2023, SLIS menargetkan laba tahun berjalan Rp64,88 miliar. Sebelumnya pada 2022, SLIS mencatatkan laba bersih Rp42,16 miliar.

 

Guna meningkatkan kinerja, Wilson menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi, diantaranya dengan mematenkan desain khusus dengan menjalin kerja sama, dan terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri ( TKDN ) hingga minimal senilai 60 persen di 2024.

 

Pada 2022-2023, rata-rata TKDN motor listrik SLIS sudah mencapai lebih dari 50 persen. Pemerintah sebelumnya pada 20 Maret 2023 mengumumkan subsidi motor listrik sebesar Rp7 juta untuk produk dengan TKDN minimal sebesar 40 persen.

 

Per Juni 2023 Selis sudah siap dengan tiga produk motor listriknya untuk menyambut subsidi dari pemerintah, yakni tipe E-Max, Agats, dan GoPlus.

 

SLIS juga berencana mengakuisisi perusahaan skala kecil untuk mendukung rantai pasok produk perseroan. Manajemen pun menyiapkan rencana investasi di manufaktur baterai listrik guna mendorong keunggulan kompetitif.

 

Dalam meningkatkan penjualan, SLIS akan berekspansi pusat distribusi (DC) sehingga meningkatkan penjualan langsung ke pelanggan (D2C). Hubungan baik dengan pelanggan juga mendukung layanan purna jual untuk menangani secara cepat masukan maupun aduan konsumen.

 

Wilson Teoh mengatakan jika saat ini SLIS sedang dalam proses Right Issue yang telah diselenggarakan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Januari 2023 yang lalu. Tujuan Right Issue ini adalah guna menambah modal kerja anak Perusahaan.