EmitenNews.com - Saham-saham bank digital telah menunjukkan penguatan sebulan terakhir. Lonjakan itu, sejalan tren ekspektasi penurunan suku bunga global hingga Bank Indonesia medio 2024. Berdasar data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) sebulan terakhir, saham Allo Bank Indonesia (BBHI) melejit 21,68 persen dari level Rp765 menjadi Rp895.

Tidak mau kalah dengan Allo Bank, saham Bank Jago (ARTO) melesat 18 persen dari level Rp2.100 menjadi Rp2.350. Begitu juga dengan Bank Neo Commerce (BBYB) melesat 12,50 persen, Bank Raya Indonesia (AGRO) surplus 10,09 persen, dan Bank Aladin Syariah (BANK) mengaut paling minimalis 5,62 persen. 

Lalu, apakah penguatan saham bank digital memasuki tren keberlanjutan? Analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi mengatakan, saham bank digital mulai menunjukkan penguatan beberapa pekan terakhir, meski belum naik signifikan. ”Faktor utama penggerak saham bank digital berkat upaya bank menuju profitabilitas. Faktor lain concern suku bunga, dan likuiditas,” tuturnya di Jakarta, Senin (22/7/2024).

Suku bunga, menurut dia, masih menjadi tantangan perbankan saat ini, seperti bank-bank digital. Begitu juga dengan persaingan sesama bank digital, dan bank konvensional. Dengan ekspektasi suku bunga cenderung turun diharap kinerja bank digital akan terus membaik ke depan. 

Penguatan saham bank digital juga ditopang ekosistem yang bisa menjadi sentimen positif. Pada konteks ini, Bank Jago berada di barisan terdepan karena menjadi pionir bisnis model ini, dan tergabung dengan ekosistem GoTo Gojek Tokopedia (GOTO). “Oleh karena itu, Ketika saham GOTO mengalami penguatan, ARTO juga akan terdorong menguat. Begitu juga dengan BBHI dengan ekosistem Bukalapak (BUKA),” ulasnya.

Saham bank digital layak dicermati dan berhasil mencatat penguatan kinerja hingga kini, antara lain Bank Jago mencatat kenaikan kinerja, dan konsisten tumbuh secara berkualitas. Lalu, Bank Neo mulai membukukan laba. 

Sementara itu, Tim riset BRI Danareksa Sekuritas dalam riset terakhirnya menempatkan saham Bank Jago sebagai satu dari delapan saham pilihan sepanjang kuartal III tahun ini. Saham bank digital itu, direkomendasikan beli dengan target harga Rp4.500.

Tujuh saham bank lainnya yaitu Bank Central Asia (BBCA) dengan rekomendasi beli pada target harga Rp11 ribu, Bank Mandiri (BMRI) dengan target harga Rp7.400, Bank Syariah Indonesia (BRIS) dengan target harga Rp2.700.

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga merekomendasikan beli saham Ciputra Development (CTRA) dengan target harga Rp1.700, Indosat (ISAT) target harga Rp13.300, Trimegah Bangun Persada (NICL) dengan target harga Rp1.300, dan Merdeka Battery Materials (MBMA) dengan target harga Rp700.

“Kami memperkirakan saham bank tetap menarik pada kuartal III tahun ini didukung potensi penguatan masih tetap pesat. Begitu juga dengan saham Bank Jago menjadi pilihan teratas untuk saham-saham bank digital,” tulisnya. 

Pilihan utama delapan saham tersebut juga mempertimbangkan penurunan tekanan terhadap mata uang rupiah yang diharapkan berimbas terhadap likuiditas dana. Peningkatan likuiditas juga diperkirakan datang dari Bank Indonesia dengan pelonggaran sejumlah kebijakan.

Perbaikan ekonomi juga terlihat dari peluang peningkatan daya beli masyarakat pada paruh kedua tahun ini. Peningkatan ini diharapkan berdampak positif terhadap peningkatan konsumsi. (*)