4. PT Semacom Integrated Tbk

Perusahaan dengan kode emiten SEMA ini IPO pada tanggal 10 Januari 2022 dengan melepas 347.000.000 lembar saham (setara 33,20% modal yang disetor perusahaan) dengan harga saham Rp 200,- per lembar. SEMA didirikan pada 01 Oktober 2009 dengan memproduksi panel listrik. Saat ini SEMA memproduksi dan mengembangkan PLTS (on/off grid), perakitan baterai kendaraan listrik, dan inverter. Pada kuartal-III 2024, SEMA  mempunyai market cap Rp 137 milyar, dengan  1.347.258.842 lembar saham yang terdaftar di bursa. Harga penutupan Q3 2024 yaitu Rp 102,- SEMA membukukan pendapatan sebesar Rp 77,973 milyar pada Q3 2024 dengan Gross Profit Margin 27,77%. Nett Profit SEMA pada Q3 2024 yaitu Rp 4,292 milyar.

Komponen pendapatan SEMA yaitu Power Distribution PLTS Rp 65,599 milyar (84,13%), Jasa Instalasi PLTS Rp 2,540 milyar (3,26%) dan Penjualan Baterai Li Rp 9,834 milyar. SEMA kedepannya mengembangkan bisnis penjualan kendaraan listrik, EV Charging, Data Center dan Telekomunikasi.

5. PT Kencana Energi Lestari Tbk

Perusahaan dengan kode emiten KEEN ini IPO pada tanggal 02 September 2019 dengan melepas 733.262.500 lembar saham (setara 20% modal setor perusahaan) di harga Rp 396,-. KEEN sendiri mengembangkan energi terbarukan yang bersumber tenaga air, biomassa den tenaga surya. KEEN saat ini mengoperasikan enam sumber energi terbarukan yaitu PLTA Pakkat Sumatera Utara (kapasitas 18 MW), PLTA Air Putih Bengkulu (kapasitas 21 MW), PLTM (Mini Hydro) Ma’dong Sulawesi Selatan (kapasitas 10 MW), PLTM (Mikro Hydro) Ordi Hulu Sumatera Utara (kapasitas 10 MW), PLTBM (Biomassa) Tempilang 2 Bangka Belitung (kapasitas 5 MW), dan PLTS Tempilang (kapasitas 1,36 MWp) yang digunakan untuk pemakaian operasional PLTBM Tembilang 2.

Market Cap KEEN pada semester-I 2024 sebesar Rp 2,493 triliun dengan 3.666.312.500 lembar saham yang terdaftar di bursa dengan harga Rp 680,-. Pendapatan KEEN pada semester-I 2024 sebesar Rp 371,522 milyar dengan gross profit margin 77,02%. Nett profit KEEN sebesar Rp 149,899 milyar pada semester-I 2024. KEEN masih mempunyai sekitar 15 proyek sumber energi terbarukan dalam tahap eksplorasi.

6. PT Terregra Asia Energy

Perusahaan dengan kode emiten TGRA ini IPO pada tanggal 16 Mei 2017 dengan melepas 550.000.000 lembar saham (setara 20% modal disetor perusahaan) diharga Rp 200,- Market cap TGRA pada semester I-2024 sebesar Rp 66 milyar dengan  2.750.000.000 lembar saham yang terdaftar di bursa dan harga saham penutupan semester-I 2024 yaitu Rp. 24,- Pada semester-I 2024 TGRA juga belum membukukan pendapatan. Informasi yang diperoleh yaitu batalnya proses fundraising dengan investor Carbon Resilience Pte Ltd Singapore. Namun TGRA sudah memiliki Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT PLN UID Sumatera Utara dengan kapasitas 49,80 MW meliputi PLTM Sisira (kapasitas 2x4,9 MW) PLTM Batang Toru-3 dan Batang Toru-4 (kapasitas 20 MW), PLTM Rasan Naga Timbul (kapasitas 2x3,5 MW), PLTM Raisan Huta Dolok (kapasitas 2x3,5 MW). Selain itu TGRA juga memiliki 2 PLTA dalam tahap plan operasi yaitu PLTA Teunom-2 (kapasitas332 MW) dan PLTA Teunom-3 (kapasitas 135 MW), semuanya berada di Aceh.

Tantangan Pengembangan EBT

Emiten ARKO, TGRA, dan KEEN yang memanfaatkan air sebagai sumber energi terbarukan dengan metode run of river, mempunyai tantangan anomali cuaca badai el nino. Kekeringan yang panjang menyebabkan debit air sungai turun, sehingga produksi listrik juga turun. Diperlukan sumber energi EBT yang lain untuk mengantisipasi penurunan produksi listrik. Selain itu, radius site 10 KM dari hulu dan hilir sungai dilakukan agar tidak merusak ekosistem sungai dan aktifitas masyarakat sekitar.

Emiten PGEO,BREN dan SEMA yang memanfaatkan panas bumi dan tenaga surya sebagai sumber energi terbarukan, memiliki tantangan bagaimana menghasilkan energi yang lebih murah dari batubara. Sebagai informasi harga energi dari batu bara lebih murah dari kerosene, minyak solar, bensin dan avtur. Membangun infrastruktur yang terintegrasi dan terkoneksi langsung dengan titik-titik kebutuhan energi seperti kawasan industri yang telah dipetakan oleh Dewan Energi Nasional, membuat lifting energy lebih efesien. Selain itu titik panas bumi yang berada di kawasan konservasi dan hutan lindung, ikut berpartisipasi dalam menjaga flora dan fauna yang terlindungi. Pemerintah juga serius dalam transisi energi ini dengan menerapkan carbon tax dan Bursa Karbon Indonesia dari tahun lalu. Bukan tidak mungkin net zero emision bisa tercapai sebelum 2060, bukan tidak mungkin juga EBT bukan lagi sebagai energi alternatif. Tetapi menjadi penggerak ekonomi baru “green new economy”. Salam lestari.