Sampai Juli Belanja Negara Belum 50 Persen, Menkeu Tetap Optimis
Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Wamenkeu I, Suahasil Nazara, dan Wamenkeu II , Thomas Djiwandono, dalam konferensi pers APBN KITA yang diselenggarakan di kantor pusat Kementerian Keuangan, Selasa (13/08).
EmitenNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi belanja negara hingga Juli 2024 tercatat sebesar Rp 1.638,8 triliun atau setara dengan 49,3 persen dari target APBN 2024. Meski sampai bulan ke-7 belum 50%, ia menilai realisasi tersebut masih on track, bahkan mengalami pertumbuhan sebesar 12,2 persen dibandingkan tahun lalu.
Dari total belanja tersebut, belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan sebesar 14,7 persen atau mencapai Rp1.170,8 triliun, terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (KL) sebesar Rp 588,7 triliun atau setara 54,0 persen dan belanja non-KL mencapai Rp582,1 triliun atau setara 42,3 persen dari target APBN.
Adapun penyaluran dana transfer ke daerah tercatat sebesar Rp468 triliun dan akan terus dioptimalkan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik, perlindungan sosial, serta mendorong kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerah secara inklusif dan berkelanjutan.
Berdasarkan data tersebut, Menkeu mengindikasikan bahwa belanja negara yang belum mencapai 50 persen di bulan ke-7 tahun ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan pada kuartal ketiga dan keempat, seiring dengan pembayaran kontrak-kontrak yang sudah terjalin.
“Inilah yang nanti akan menjadi dinamika antara pendapatan dan belanja yang harus kita jaga sampai akhir tahun,” ungkapnya dalam konferensi pers APBN KITA yang diselenggarakan di kantor pusat Kementerian Keuangan, Selasa (13/08).
Selanjutnya, Menkeu juga melaporkan tingkat keseimbangan primer yang tetap terjaga positif di angka Rp179,3 triliun, meskipun angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu sebesar Rp394,6 triliun. Namun, defisit negara pada Juli 2024 tercatat relatif baik, yaitu Rp93,4 triliun atau setara 0,41 persen dari target GDP. Selain itu, realisasi pembiayaan anggaran juga dilaporkan on track mencapai Rp217 triliun atau setara 41,5 persen dari pagu.
“Pembiayaan kita juga masih relatif bisa terkendali, meskipun penerimaan kita mengalami tekanan karena penerimaan dari perusahaan, komoditas, dan lain-lain. Namun, belanja tetap terjaga dan defisitnya bisa kita jaga sehingga pembiayaan Rp217 triliun dari Rp522,8 triliun, itu artinya 41,5 persen, atau tumbuh 31,9 persen,” tegasnya.
Secara keseluruhan, pengelolaan APBN tahun ini menunjukkan dinamika yang sangat tinggi ditengah tantangan domestik dan global. Namun, Menteri Keuangan tetap optimis terhadap belanja dan defisit yang tetap terjaga, menunjukkan kinerja positif pemerintah dalam menjaga kesejahteraan rakyat melalui berbagai program perlindungan sosial, pendidikan, dan kesehatan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Dinamika global tinggi, dinamika di dalam negeri juga tinggi, kegiatan ekonomi masih cukup banyak yang positif, dari produksi maupun demand dan penerimaan pajak kita mulai membaik. Meskipun tekanan dari penerimaan komoditas masih terasa, tetapi belanja relatif on track,” tutupnya.(*)
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram