EmitenNews.com - Harus diakui digitalisasi pelayanan pemerintah, bukan semata soal penguasaan teknologi, tetapi berhubungan dengan politik. Jadi, harus ada kemauan politik yang kuat untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Birokrasi harus memberikan pelayanan cepat, dan tidak berbelit-belit.

 

Dengan semangat itu saat menjadi keynote speeker dalam Seminar New Public Management, Governansi dan Inovasi Daerah, di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2023), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengungkapkan mendapat tugas dari Presiden Jokowi untuk membenahi sistem birokrasi pelayanan pemerintah.

 

Dalam seminar itu, Menteri Abdullah Azwar Anas menyampaikan bahwa pihaknya  tengah berupaya mengimplementasikan arahan Presiden Joko Widodo agar birokrasi berdampak dan bukan menjadi tumpukan kertas. Untuk itu, kata mantan Bupati Banyuwangi itu, inovasi harus mendorong birokrasi agar lincah dan cepat.

 

Menurut Menteri Abdullah Azwar Anas, arahan Presiden Jokowi jelas, birokrasi harus berdampak dan tidak berbelit dengan urusan kertas. Salah satu solusinya adalah dengan adanya digitalisasi.

 

Dari pengalamannya selama ini, sejak menjadi Bupati Banyuwangi, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) 3 Januari-7 September 2022, dan sebagai Menteri PANRB sejak 7 September 2022, Azwar meyakinkan, digitalisasi pelayanan bukan melulu soal penguasaan teknologi. 

 

Yang jauh lebih penting, menurut Menteri Anas, soal komitmen dan kepemimpinan. Karena, digitalisasi mengharuskan ada integrasi dan interoperabilitas, bahkan pertukaran data. Artinya, tak boleh lagi ada ego sektoral. “Digitalisasi pelayanan bukan persoalan teknologi, tetapi kemauan politik.”

 

Pangkas proses bisnis di level birokrasi

Menteri PANRB juga mengingatkan tentang inti dari pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yaitu memangkas proses bisnis di level birokrasi dengan menyederhanakan aplikasi existing dan meningkatkan efisiensi sistem.

 

“Sekarang bukan lagi berbicara berapa banyak aplikasi yang terbangun, namun bagaimana aplikasi ini bisa berkomunikasi dan terintegrasi sehingga proses bisnis yang awalnya panjang menjadi ringkas,” kata Anas sapaan Menteri PANRB ini.