Namun, rencana itu batal karena burung besi tersebut hancur dalam peperangan antara Rusia versus Ukraina. Karena itulah kemudian, satelit itu diangkut menggunakan kapal laut selama 17 hari dari Pelabuhan Cannes, Prancis, ke Amerika Serikat. 

 

Rencananya, Satelit Satria-1 akan diluncurkan menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur menggunakan roket Falcon 9 buatan SpaceX. Satria-1 yang mengusung teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) ini disebut-sebut sebagai satelit dengan kapasitas terbesar di Asia. 

 

Asal tahu saja, pengoperasian satelit itu merupakan bagian dari proyek strategis nasional. Pengadaan satelit itu menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bakti Kominfo selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019. Konsorsium PSN mendirikan Badan Usaha Pelaksana (BUP) dengan nama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT).

 

Studi BAKTI Kominfo pada 2023 menyebutkan, satelit Satria-1 diperkirakan mampu melayani kapasitas kecepatan hingga 150 Gbps, dan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik. Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diperkirakan bisa mencapai 4 Mbps. ***