Sreeya Sewu (SIPD) Angkat Eddy Tamboto Jadi Direktur Utama

Potret Direktur Baru SWID dalam gelaran RUPSLB pada Kamis (16/10/2025). FOTO: EmitenNews.com/Akhmad Jiharka.
Kontribusi penjualan SPID berdasarkan segmen usaha terdiri atas Pakan ternak senilai Rp1,96 triliun (50%), Pembibitan & peternakan ayam menyumbang Rp0,99 triliun (25%), dan Ayam potong & makanan beku berkisar Rp0,98 triliun (25%)
Perseroan juga memperluas pangsa pasar lewat peluncuran kemasan kecil serta penguatan kategori Easy to Cook (ETC) dan Ready to Eat (RTE) di bawah merek Belfoods, yang mendapat sambutan positif di pasar domestik.
Chief Financial Officer (CFO) SIPD, Natanael Yuyun Suryadi pada Kamis (16/10) menyebutkan bahwa Perseroan menargetkan pemulihan kinerja laba bersih pada semester II-2025 setelah sempat mencatat rugi Rp21 miliar pada semester I.
“Ekspektasi kami, semester II bisa menciptakan laba sekitar Rp24–25 miliar sehingga secara tahunan kami dapat menutup 2025 dengan posisi positif sekitar Rp3 miliar,” ujar Natanael.
Dari sisi penjualan, SIPD menargetkan pendapatan akhir tahun mencapai Rp5,5 triliun, tumbuh 3–4% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Top line kita akan ending di sekitar Rp5,5 triliun. Kuartal ketiga memang menjadi titik balik, dengan volume pakan tumbuh 11%. Semester kedua ini menjadi kunci pemulihan profitabilitas,” tambah Natanael.
Dia juga menyoroti tren pergeseran daya beli masyarakat, di mana segmen produk premium menunjukkan pertumbuhan tertinggi.
“Untuk kategori premium seperti Royal, pertumbuhannya justru double digit. Sementara segmen low-end masih stagnan,” ujarnya.
Progres Pabrik Baru terhadap Kinerja Laba
Perseroan juga kini memperkuat kapasitas produksi melalui pabrik baru di Jawa Timur yang mulai beroperasi pada Juni 2025. Pabrik tersebut memiliki kapasitas terpasang 2.400 ton per bulan.
“Pabrik baru ini lebih efisien secara produksi dan dirancang untuk bisa tumbuh. Dengan fasilitas baru, profitabilitas kami meningkat signifikan karena efisiensi biaya produksi jauh lebih baik,” kata Natanael.
Saat ini, fasilitas tersebut fokus memproduksi produk sosis dan makanan olahan Belfoods, dengan efisiensi energi dan otomasi yang lebih tinggi dibandingkan pabrik lama di Jonggol.
“Produksi di pabrik baru ini lebih efisien, sehingga margin laba meningkat. Desainnya memungkinkan penambahan mesin baru tanpa perlu ekspansi besar,” ujar CFO SIPD, Natanael.
Natanael mengungkap bahwa fokus perusahaan kini berkutat pada penjualan domestik, untuk segmen ekspor ke luar negeri yakni, Timor Leste belum ada kelanjutan permintaan lanjutan.
Kemudian, ekspansi jangka menengah perseroan SIPD diungkap Natanael masih berkutat di wilayah Jawa Timur, Kalimantan, dan Bali, sejalan dengan potensi konsumsi ayam dan produk olahan yang terus meningkat di kawasan timur Indonesia.
“Produk Ready to Eat kami sudah masuk ke jaringan minimarket dan modern trade. Penerimaan pasar sangat baik, dan strategi kami untuk bergerak ke segmen premium menunjukkan hasil yang positif,” kata Natanael.
SIPD pada perdagangan hari ini Kamis (16/10) naik 2,4 persen ke level Rp725 per saham. SIPD dalam seminggu terakhir naik 2,84 persen dari harga Rp705 pada 10 Oktober 2025.
Related News

BNI Sponsori Proyek Energi Panas Bumi 500 MW Milik Geo Dipa Energi

Rombak Manajemen Kunci Garuda Indonesia, Ini Rencana Besar Danantara

RELF Bagi Dividen Interim Minimalis, Simak Jadwalnya!

Erwin Ciputra Tambah Saham PTRO, Harga Langsung Naik!

Komisaris Emiten TP Rachmat (DRMA) Lepas 50 Ribu Saham

Pefindo Beber Lonjakan 68,6% Surat Utang Korporasi, Ini Faktornya