Standar Baru Industri Sawit, MKTR Ciptakan Inovasi Energi Biomassa

Pengurus Menthobi di sela-sela pelaksanaan rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Rabu, 30 April 2025. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Menthobi Karyatama Raya (MKTR) terus memperkuat peran sebagai perusahaan menerapkan best practices agriculture, dan semangat keberlanjutan (sustainability) dengan mendirikan fasilitas produksi Biomass EFB Pellet. Inisiatif berupa penciptaan bahan bakar alternatif ramah lingkungan dengan bahan baku tandan kosong (tankos) kelapa sawit itu, dilakukan untuk mewujudkan green industry sekaligus mendukung transisi energi hijau menuju Net Zero Emission.
Perseroan tengah menjalankan tahap awal pembangunan fasilitas produksi terbaru Biomass EFB Pellet, dan dijadwal commissioning jelang akhir 2025. Itu tindak lanjut dari pendirian mini plant dengan kapasitas produksi 2 ton per hari pada 2024. Nah, dari produksi secara terbatas pada tahun lalu, perseroan mampu menghasilkan produk Biomass EFB Pellet kualitas tinggi dengan kalori tinggi, rendah potasium, dan klorin sehingga aman untuk kebutuhan bahan bakar industri.
Terutama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pemanfaatan Biomass EFB Pellet berbahan baku tankos dari perseroan terutama untuk PLTU akan meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) sehingga mendukung PLN menargetkan konversi 52 PLTU menjadi co-firing biomassa mulai 2025. EFB Pellet MKTR rendah kalium & klorin memenuhi spesifikasi tanpa proses pretreatment mahal, memberi keunggulan biaya di atas pelet kayu impor.
”Pengolahan produk samping kelapa sawit yaitu tankos menjadi EFB Pellet ini merupakan bentuk konsistensi MKTR dalam melakukan inovasi berkontribusi positif bagi industri, dan mendorong pengembangan transisi energi hijau Indonesia,” tutur Nadhif Kasyvilla, Komisaris MKTR.
Nadhif menambahkan, selain solusi bagi green industry, inovasi tersebut juga menciptakan sumber pendapatan baru bagi MKTR sebagai bagian dari langkah strategis pertumbuhan secara berkelanjutan, dan jangka panjang. ”Kami optimistis kemampuan menciptakan nilai tambah melalui inovasi dengan menghasilkan produk ramah lingkungan ini juga akan memberikan nilai tambah positif terhadap aspek bisnis perusahaan,” imbuhnya.
Sebelumnya, perseroan sukses melakukan inovasi dengan meluncurkan GreenGrow, merupakan merek dagang pupuk organik melalui anak usaha PT Menthobi Hijau Lestari (MHL). GreenGrow menjadi pionir pupuk organik berbentuk granul dengan bahan baku tankos telah terdaftar, dan memiliki izin edar dari pemerintah. Terbaru, GreenGrow telah mengantongi sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian.
Selain berbasis inovasi, perseroan juga akan melakukan optimalisasi aset untuk mendorong pertumbuhan kinerja bisnis pada 2025. Salah satunya, fasilitas Kernel Crushing Plant (KCP) akan mulai beroperasi penuh tahun ini setelah diresmikan pada semester kedua 2024. Fasilitas KCP akan memeroses inti sawit menjadi minyak inti sawit memiliki nilai jual tinggi. Proses produksi akan berjalan 24 jam dalam sehari, dan ditarget mampu menghasilkan 7.400 ton CPKO pada 2025.
Di luar area produktif pada perkebunan yang dikelola melalui anak usaha yaitu PT Menthobi Makmur Lestari (MMaL), perseroan juga melihat potensi untuk melakukan penanaman di area baru pada 2025 sebagai bagian dari praktik perkebunan berkelanjutan. ”Perseroan menetapkan serangkaian strategi terintegrasi untuk memperkuat fundamental bisnis jangka pendek, menengah, dan panjang. Fokus utama optimalisasi aset, inovasi produk, dan ekspansi agribisnis berkelanjutan, guna menyongsong pertumbuhan usaha konsisten, dan berdaya saing,” tegas Harry M. Nadir, Direktur Utama MKTR.
Strategi jangka pendek edisi 2025, perseroan akan mengoptimalisasi aset, dan peningkatan produksi. Yaitu, optimalisasi throughput KCP. Dengan memaksimalkan utilitas Kernel Crushing Plant (KCP) guna meningkatkan produksi Crude Palm Kernel Oil (CPKO), dan palm kernel cake (PKC), sehingga memperkuat margin kontribusi dari produk turunan kelapa sawit.
Selanjutnya, akselerasi penjualan pupuk organik GreenGrow. Dengan telah diperolehnya sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), GreenGrow kini menjadi bagian dari program strategis ketahanan pangan nasional, memperluas akses pasar dan memperkuat posisi sebagai solusi pertanian berkelanjutan.
Berikutnya, perseroan melakukan efisiensi operasional aset. Penguatan integrasi dari sektor perkebunan, pabrik CPO, hingga pengelolaan limbah alias waste management terus dioptimalkan untuk mendukung peningkatan margin laba operasional. (*)
Related News

Penjualan Bersih Gajah Tunggal (GJTL) Rp4,40 Triliun, Ada Penurunan

Ada Kenaikan, Penjualan Bersih Goodyear Indonesia (GDYR) USD46,79 Juta

Hingga Akhir Maret, Penjualan Neto Multipolar (MLPL) Capai Rp3 Triliun

Kuartal I 2025, Strategi Bank Neo Commerce (BBYB) Berbuah Manis

Drop 82 Persen, Laba GGRM Kuartal I-2025 Sisa Rp104,43 Miliar

Susut 7 Persen, Laba Astra (ASII) Kuartal I-2025 Sisa Rp6,93 Triliun