EmitenNews.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengapresiasi komitmen Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dalam meningkatkan pembukaan lapangan kerja. Dalam riset bertajuk 'Dampak Ekonomi dan Sosial Penyaluran KUR Masa Pandemi', BRIN memperkirakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) melalui BRI memiliki kontribusi besar dalam menyerap 32,1 juta lapangan kerja.


"Alhamdulillah, kalau upaya kita membuka lapangan kerja mendapat apresiasi dari BRIN. Ini tentu merupakan kolaborasi dari banyak pihak yang membantu BUMN untuk terus berkontribusi nyata dalam perekonomian bangsa," ujar Menteri BUMN Erick Thohir, Sabtu (9/7/2022).


BUMN berupaya mendorong nasabah segmen supermikro, mikro, dan kecil BRI yang saat ini sebanyak 10,7 juta nasabah dapat meningkat hingga 32,1 juta nasabah. BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp104,5 triliun bagi 2,7 juta pelaku UMKM pada periode Januari hingga Mei 2022, Angka itu 41,12 persen dari target breakdown pemerintah tahun ini (Januari-Mei) yang Rp 254,1 triliun kepada BRI.


"Tentu kita tidak boleh berpuas diri, pemerintah berkomitmen terus meningkatkan porsi pembiayaan kepada UMKM yang akan berdampak langsung pada peningkatan lapangan kerja baru," kata Erick Thohir.


Sejauh ini porsi pembiayaan bagi UMKM di Indonesia baru sekitar 20 persen atau masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Di antaranya, Singapura yang sudah sebesar 39 persen, Malaysia dan Thailand 50 persen, atau Jepang yang mencapai 65 persen dan Korea Selatan 80 persen. Hal itu dinilai selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan pembiayaan perbankan untuk sektor UMKM capai 30 persen pada 2024 dan terus meningkat hingga 50 persen.


"Bapak presiden beberapa kali menekankan pentingnya keberpihakan terhadap UMKM yang menjadi keharusan, targetnya saat ini 30 persen dahulu. Hal ini karena 52 persen dari 57 juta UMKM belum memiliki akses pembiayaan formal," katanya.


Menteri Erick meminta holding BUMN ultramikro yang digawangi BRI, PNM, dan Pegadaian, tidak sekadar membantu pembiayaan, melainkan juga mendampingi pelaku UMKM agar mampu beradaptasi dengan perubahan model bisnis pasca-pandemi. Hanya 12,5 persen UMKM yang tidak terdampak pandemi lantaran mampu memanfaatkan digitalisasi dalam menjual produk. Sementara 87,5 persen UMKM lainnya mengalami tekanan besar akibat pandemi.


Karena itu, holding ultramikro bisa memberikan kemudahan dan kecepatan layanan dalam membantu para pelaku UMKM yang terdampak pandemi melalui sinergi co-location dengan akses bunga lebih rendah dan pelayanan yang lebih baik. Harapannya, pelaku UMKM semakin naik kelas dan bisa bersaing dengan baik di dalam maupun dengan negara tetangga. Kenaikan jumlah dana KUR dengan sendirinya akan semakin banyak menyerap tenaga kerja. ***