Harus disebutkan hasil pengujian lapangan ini menunjukkan performa awal Bobibos yang cukup menjanjikan, terutama dari sisi respons mesin dan emisi gas buang. 

Berdasarkan data laboratorium Balai Besar Migas LEMIGAS, bahan bakar berbasis jerami ini tercatat memiliki angka oktan RON 98,1. Meski demikian, hasil tersebut masih bersifat awal dan perlu diuji lebih lanjut dalam uji publik yang dijadwalkan berlangsung Februari 2026 pada fasilitas riset Bobibos di Jonggol. 

Kementerian ESDM tengah mempelajari produk BBM baru itu

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tak berkomentar banyak terkait munculnya produk Bahan Bakar Minyak (BBM) baru bernama Bobibos yang diklaim setara RON 98. Mantan Menteri Investasi itu hanya mengatakan saat ini Kementerian ESDM tengah mempelajari produk BBM baru itu.

"Kita pelajari dulu ya. Kita pelajari dulu," kata Bahlil Lahadalia usai rapat dengan Komisi XII DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengapresiasi inovasi yang dilakukan berbagai pihak dalam menghadirkan BBM ramah lingkungan. Namun, ia menegaskan produk BBM dikatakan layak beredar di masyarakat membutuhkan waktu dan tahapan cukup panjang.

"Saya tidak berani menyebut nama dan lain sebagainya, tapi tidak mengurangi apresiasi terhadap inovasi anak bangsa. Tapi, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal 8 bulan, baru kita putuskan apakah ini layak atau tidak," ujar Laode Sulaeman kepada ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025).

Laode juga merespons soal BBM tersebut diklaim mendapatkan sertifikat dari Lemigas Kementerian ESDM. Menurut Laode sejauh ini baru mengajukan usulan uji laboratorium. Hasilnya pun belum dapat dipublikasikan. ***