EmitenNews.com -Kenaikan suku bunga global dan domestik mengakibatkan kupon obligasi pemerintah naik. Rupanya hal ini mempengaruhi minat investor untuk masuk ke pasar saham menjadi lebih berhati-hati. 

 

“Dengan kondisi demikian maka investor lebih memilih berinvestasi di instrumen obligasi,” kata Jeffrey Hendrik Direktur Pengembangan BEI di  Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis, (26/10/2023).

 

Melihat dan mepertimbangkan kondisi saat ini, pihak regulator Pasar Modal berusaha untuk serealistis mungkin menentukan sikap dan arah kebijakan demi keberlangsungan yang harus tetap terjaga.

 

BEI Sejak beberapa bulan lalu telah revisi target RNTH, hal itu dilakukan dengan pertimbangannya yaitu kondisi pasar sekarang," ujar Jeffrey.

 

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan telah memangkas target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham dari sebelumnya sebesar Rp14,75 triliun menjadi Rp10,75 triliun hingga akhir 2023. 

 

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, pertimbangan BEI dalam memangkas RNTH karena dipengaruhi sentimen domestik maupun global yang mempengaruhi pasar modal Indonesia. Adapun, BEI telah mengkaji penurunan RNTH ini sejak beberapa bulan lalu. 

 

Menurutnya, pasar saham terdampak dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuan ke level 6% untuk pertama kalinya sejak Januari 2023, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pekan lalu. 

 

Di lain sisi, Bank Sentral AS Federal Reserve masih berpotensi menaikkan tingkat suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) hingga akhir tahun, yang mempengaruhi pasar modal negara-negara di Asia, salah satunya Indonesia. 

 

BEI Targetkan Rata-rata Transaksi Harian 2024 Tembus Rp12,25 Triliun BEI Bidik 62 IPO di Bursa 2024, BNI Sekuritas Kantongi yang Jumbo "Sehingga secara otomatis minat terhadap instrumen saham pasti turun. Masyarakat akan lebih memilih untuk berinvestasi di instrumen pasar modal yang lain, seperti di obligasi," kata Jeffrey.