EmitenNews.com - Tiga direksi menjala saham Bank Central Asia (BBCA) senilai Rp5,45 miliar. Pengurus teras emiten bank Djarum Group itu, setidaknya membungkus 677.355 lembar. Transaksi serentak tersebut dilakukan pada 23 Maret 2022.


Trio pentolan BCA itu, memboyong saham dengan harga pelaksanaan Rp8.060,75 per lembar. Menariknya, trisula ujung tombak perusahaan itu, menyerok saham BCA dengan dalih investasi jangka panjang.


Ketiga direksi itu, terdiri dari Gregory Hendra Lembong, Subur Tan, dan Santoso. Ya, Santoso membungkus 205.626 lembar senilai Rp1,65 miliar. Dengan aski itu, koleksi saham Santoso bertambah menjadi 1,94 juta lembar dari sebelumnya 1,74 juta lembar. 


Selanjutnya, Subur Tan menjaring 278.199 lembar sejumlah Rp2,24 miliar. Menyusul aksi beli itu, kini kepemilikan saham Subur Tan menggemuk menjadi 14,84 juta lembar dari sebelumnya hanya 14,56 juta lembar.


Dan, Gregory Hendra Lembong membeli 193.530 lembar sebesar Rp1,55 miliar. Dengan pembelian itu, Gregory kini menggenggam saham BCA sebanyak 366.070 lembar dari sebelumnya 172.540 lembar. ”Transaksi untuk investasi jangka panjang,” tegas Linda Chandrawati, Kepala Sub Divisi BCA. 


Aksi tiga direksi itu, mengekor tindakan CEO BCA Jahja Setiaatmadja. Sebelumnya, Jahja memborong saham BCA senilai Rp5,10 miliar. Itu dilakukan Direktur Utama BCA tersebut dengan menyerok 633.005 lembar pada harga pelaksanaan Rp8.060,75 per lembar.


Transaksi beli pentolan BCA telah dilakukan pada 22 Maret 2022. ”Tujuan transaksi untuk investasi jangka panjang dengan status kepemilikan saham secara langsung,” tutur Raymon Yonarto, Corporate Secretary BCA, Rabu (23/3). 


Menyusul transaksi itu, CEO BCA tersebut kini menguasai 40.811.090 atau 40,81 juta lembar atau setara 0,03 persen. Menanjak dari sebelumnya 40,17 juta lembar alias selevel dengan 0,03 persen. (*)