EmitenNews.com - Syukurlah. Pasien yang terpapar mutasi virus corona E484K sudah sembuh. Kasus mutasi virus tersebut ditemukan di Jakarta setelah pemeriksaan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada Februari 2021. Virus E484K salah satu mutasi dari virus corona B117 yang diduga dapat mempengaruhi efikasi vaksin Covid-19. 

 

Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (6/4/2021), Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah tetap  melakukan langkah antisipasi meski kasus mutasi virus corona E484K itu, ditemukan pada Februari 2021. Kemenkes mengecek karena kasusnya sudah Februari lalu. 

 

"Kalau B117 itu bisa ada 10-17 mutasi, salah satunya E484K, dari dugaan dapat mempengaruhi efikasi vaksin. Tetapi dari studi di Afrika Selatan semua vaksin masih efektif sampai saat ini," kata Siti Nadia Tarmizi, yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

 

Seperti diketahui varian baru virus Corona bernama E484K ini menjadi ramai diperbincangkan publik setelah adanya laporan 70 persen pasien di rumah sakit di Tokyo, Jepang, terinfeksi virus baru yang juga disebut Eek itu. Kantor Berita Reuters menuliskan, mutasi ini ditemukan pada 12 dari 36 pasien dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Semua pasien diketahui tidak pernah bepergian ke luar negeri atau berkontak dengan pasien yang diketahui memiliki varian virus semacam ini. 

 

Dalam keterangan secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden yang dikutip Senin (5/4/2021), Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, varian E484K adalah hasil mutasi dari varian B117. Mutasi E484K terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brasil atau P1.

 

Bahayanya, karena menurut Wiku, varian baru ini memiliki kemampuan lebih cepat menular berdasarkan berbagai penelitian terkini. Menyikapi kondisi terbaru ini, pejabat Kementerian Kesehatan itu menegaskan, pemerintah akan meningkatkan pengurutan genom atau whole genome sequencing agar dapat memetakan varian Covid-19 apa saja yang masuk ke Indonesia. "Sambil mempertahankan proses screening saat WNA atau WNI masuk Indonesia."

 

Maka berhati-hatilah. Karena kita sudah mengetahui bahwa virus Corona penyebab coronavirus disease (Covid-19) telah bermutasi dan menambah beberapa varian baru yang ternyata lebih menular. Varian baru virus Corona itu, telah muncul, antara lain di Afrika Selatan dan Brasil. Para ilmuwan telah mengetahui, virus Covid-19 berubah dengan cara meningkatkan kemampuannya untuk menyebar dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. 

 

Yang penting diingat, tetap patuhi pelaksanaan protokol kesehatan. Camkanlah untuk selalu memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak aman. Kalau tak penting-penting amat, tetaplah di rumah, terutama bagi kelompok yang rentan tertular, seperti individu lanjut usia, dan anak-anak. ***