EmitenNews.com - GMF Aero Asia (GMFI) bakal menggelar right issue maksimal 11,73 miliar eksemplar. Penerbitan saham seri B itu, dibalut nilai nominal Rp25. Pengeluaran Saham anyar itu selevel dengan 41,57 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh perseroan. 

Garuda Indonesia (GIAA) sebagai pengendali dengan 89,1 persen saham perseroan akan mengeksekusi right issue secara non-tunai alias inbreng. Yaitu, menyerahkan aset berupa bangunan, sarana pelengkap, mesin pelengkap bangunan berupa hanggar, dan bangunan penunjang lainnya. 

Antara lain banggunan hanggar I,II,III, dan annex I,II,III, dan fasilitas pendukung berupa bangunan-bangunan penunjang lainnya, sarana pelengkap seperti perkerasan driveway, pagar, dan mesin pelengkap bangunan. Seluruh aset itu berada di area Garuda Maintenance Facility Bandara Soekarno Hatta.

Setoran aset dengan cara inbreng itu, berdasar laporan penilaian aset oleh KJPP Fuadah, Rudi dan Rekan, senilai Rp418,28 miliar per 30 Juni 2024. Dana right issue itu, perseroan akan memperoleh aset dari Garuda Indonesia. Lalu, sisa dana untuk modal kerja guna mendukung kegiatan usaha perseroan. 

Menyusul transaksi itu, perseroan akan lebih fleksibel dalam penggunaan, perbaikan, dan pengelolaan aset berhubungan dengan kegiatan usaha, dan pendukungnya. Perseroan dapat melakukan optimalisasi aset yang mendukung pengembangan kegiatan usaha, dan, 

Adanya potensi penambahan dana dari penerbitan saham yang dapat digunakan untuk penambahan modal kerja (working capital). Selain itu, adanya penghematan yang muncul dari pembayaran biaya kontribusi penggunaan aset Garuda Indonesia yang sebelumnya disewa oleh perseroan.

Pelaksanaan right issue akan memberi dampak langsung berupa peningkatan aset tetap perseroan sejumlah Rp418,28 miliar dua ratus delapan puluh sembilan juta tiga ratus ribu Rupdari penyertaan modal non-tunai berupa aset Garuda Indonesia. Selain dari aset tetap, right issue juga akan berdampak pada peningkatan posisi kas dan setara kas dengan partisipasi pemegang saham lainnya. 

Selain itu, dampak pelaksanaan right issue terhadap pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya merupakan dilusi atas persentase kepemilikan saham dalam perseroan maksimal 29,36 persen. Itu apabila seluruh right issue yang diterbitkan perseroan dilaksanakan pemegang yang berhak.

Nah, untuk memuluskan rencana itu, perseroan akan menggeber rapat umum pemegang saham luar biasa untuk meminta restu para pemodal. Rapat akbar akan diadakan pada 16 Oktober 2024. Investor berhak terlibat harus terdaftar sebagai pemegang saham pada 23 September 2024. (*)