EmitenNews.com -PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 triliun hingga Juni 2023. Belanja modal yang direalisasikan itu 20,5 persen dari total pendapatan.

 

PT Telkom Indonesia Tbk menyatakan, belanja modal difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi untuk pengalaman digital pelanggan yang lebih baik. Demikian dikutip dari laman Telkom.co.id, Senin (31/7/2023).

 

Selain itu, perseroan juga menyampaikan pada bisnis fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya antara lain menara telekomunikasi dan data center.

 

“Belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT,” demikian tulis perseroan.

 

Untuk kinerja keuangan, Perseroan membukukan pendapatan konsolidasian Rp73,5 triliun tumbuh sebesar 2,1 persen YoY. Pencapaian ini dikontribusi dari pertumbuhan kinerja yang kian menguat dari Data, Internet & IT Services Rp41,6 triliun.

 

IndiHome yang terus mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar sebesar Rp14,4 triliun, dan Interconnection Rp4,5 triliun dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 6,1%, 4,0% dan 5,7% dari periode yang sama tahun lalu. 

 

Manajemen menyatakan, komposisi pendapatan Telkom bergerak dinamis seiring dengan transformasi perusahaan di mana kontribusi pendapatan dari bisnis digital (digital business) terus meningkat, bersamaan dengan kontribusi pendapatan bisnis legacy mengalami penurunan. Pergeseran ini menunjukkan transformasi perusahaan berada pada jalur yang benar untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan sesuai perubahan bisnis.

 

EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) dan laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp38,4 triliun dan Rp12,8 triliun. Hal ini tak lepas dari fokus perseroan dalam mempercepat langkah transformasi dengan stategi utama Five Bold Moves dan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui pengembangan infrastruktur.

 

Salah satunya adalah akuisisi tambahan spektrum frekuensi 2,1 Ghz dan 2,3 GHz demi mengamankan kapasitas dan kualitas layanan TelkomGroup di masa mendatang, yang berdampak pada peningkatan biaya (expense) yang tumbuh 2,9% YoY menjadi Rp50,5 triliun.