EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah pada perdagangan di awal pekan ini melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini diprediksi tertekan oleh menguatnya dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi di negara itu.
Pada awal perdagangan Senin (15/5/2023), rupiah yang ditransaksikan antarbank menurun 0,28 persen ke posisi 14.792 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.750 per dolar AS.
"Hal ini disebabkan setelah data sentimen konsumen AS menunjukkan kenaikan pada ekspektasi inflasi jangka panjang," kata Analisis DCFX Lukman Leong dikutip dari Antara.
Selain itu, kata dia, pernyataan hawkish dari Anggota Dewan Gubernur Fed Michelle Bowman yang merasa kenaikan suku bunga diperlukan lebih lanjut oleh The Fed menjadi faktor lain dari kelemahan rupiah.
Menurut Lukman, rupiah berpotensi membatasi pelemahan apabila data neraca perdagangan yang akan dirilis siang ini lebih baik dari perkiraan, atau minimal sesuai dengan ekspektasi untuk melanjutkan rekor surplus berkelanjutan.
"Perkiraan (pergerakan) rupiah di kisaran 14.700 per dolar AS hingga 14.800 per dolar AS," ujarnya.(*)
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram