EmitenNews.com - Gubernur Federal Reserve Christopher Waller memperkirakan ada kenaikan suku bunga cukup besar di akhir bulan ini. Ia meminta para pembuat kebijakan di bank sentral Amerika Serikat (AS) berhenti mencoba meramalkan masa depan dan tetap berpegang pada data.
"Menunggu pertemuan kami berikutnya, saya setuju ada peningkatan signifikan lainnya dalam tingkat kebijakan," kata Waller, dilansir dari CNBC International, Selasa, 13 September 2022.
"Tapi, melihat lebih jauh, saya tidak bisa memberitahu Anda tentang jalur kebijakan yang tepat. Seberapa kisaran tertingginya dan seberapa cepat kita akan bergerak ke sana akan bergantung pada data ekonomi yang akan kita terima," tambanya.
Komentar Waller ini senada dengan isyarat terbaru dari Ketua The Fed Jerome Powell, Wakil Ketua Lael Brainard, dan lainnya, yang mengatakan mereka tegas dalam upaya menurunkan inflasi. Pasar memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen poin pada bulan ini, yang akan menjadi langkah ketiga berturut-turut sebesar itu.
Selain itu, kenaikan tersebut merupakan laju pengetatan moneter tercepat sejak The Fed mulai menggunakan suku bunga acuan sebagai alat kebijakan utamanya di awal 1990-an. Sementara Waller tidak berkomitmen untuk kenaikan tertentu dan komentarnya sebagian besar bernada hawkish yang mengindikasikan dia akan mendukung pergerakan 0,75 poin.
"Berdasarkan semua data yang kami terima sejak pertemuan terakhir FOMC, saya yakin keputusan kebijakan pada pertemuan kami berikutnya akan langsung. Karena pasar tenaga kerja yang kuat, saat ini tidak ada trade off antara pekerjaan Fed dan tujuan inflasi, jadi kami akan terus memerangi inflasi secara agresif," ucapnya.
Jika The Fed menerapkan kenaikan tiga perempat poin, itu akan membuat suku bunga acuan berada di kisaran 3-3,25 persen. Waller mengatakan jika inflasi tidak mereda sepanjang sisa tahun ini, The Fed mungkin harus mengambil suku bunga jauh di atas empat persen.
Lebih lanjut, dia menyarankan The Fed menjauh dari praktiknya dalam memberikan panduan ke depan tentang apa yang akan terjadi di masa depan dan faktor-faktor yang akan berperan untuk menentukan langkah-langkah itu.
"Saya percaya panduan ke depan menjadi kurang berguna pada tahap siklus pengetatan ini. Keputusan masa depan tentang ukuran kenaikan tarif tambahan dan tujuan suku bunga kebijakan dalam siklus ini harus semata-mata ditentukan oleh data yang masuk dan implikasinya terhadap kegiatan ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi," pungkasnya.
Related News
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya