Timur Tengah Makin Kacau, IHSG Kembali Tertekan

Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks utama Wall Street pekan lalu ditutup variatif dalam kisaran sempit. Sentimen utama seputar kecemasan akan dampak peningkatan ketegangan geopolitik Timur Tengah terhadap ekonomi, dan kenaikan harga energi.
Saham-saham semikonduktor juga melemah pada Jumat, 20 Juni 2025 setelah adanya laporan Amerika Serikat (AS) mungkin akan mencabut keringanan bagi beberapa perusahaan semikonduktor. Pada Sabtu, 21 Juni 2025, waktu AS, akhirnya AS resmi mengebom tiga fasilitas nuklir Iran.
Padahal, akhir pekan lalu Presiden AS Donald Trump mengaku akan menunggu dua pekan sebelum memutuskan untuk ikut menyerang Iran. keterlibatan AS dalam konflik Israel-Iran diperkirakan makin meningkatkan ketegangan geopolitik, dan berpotensi mendorong kenaikan harga komoditas.
Terutama minyak mentah dapat mendorong kenaikan inflasi global. Kalau kondisi tersebut terjadi akan membuat bank sentral tidak dapat menurunkan suku bunga di tengah ekonomi global cenderung butuh stimulus moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pasar akan mencermati perkembangan konflik Timur Tengah, negosiasi dagang, pidato Chairman The Fed, data ekonomi seperti indeks PCE prices, indeks PMI AS, Euro Area, dan Jepang. Di tengah peningkatan ketidakpastian ekonomi domestik akibat potensi kenaikan harga energi, tarif impor AS, dan kondisi teknikal.
Oleh sebab itu, sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 23 Juni 2025, indeks potensial melanjutkan koreksi. Indeks akan menguji support 6820-6850, dan area resistance di level 7.000-7.100. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi sejumlah saham berikut.
Di antaranya Astra Otopart (AUTO), Gajah Tunggal (GJTL), MAP Aktif (MAPA), Erajawa Swadaya (ERAA), dan Bank BTPN Syariah (BTPS). (*)
Related News

Perang Memanas, IHSG Menuju Level 6.850

Koreksi Selimuti IHSG, Borong Saham PNBN, MBMA, dan SMDR

Transaksi Lewat QRIS Tumbuh 151,7 Persen pada Mei 2025

7 Saham Bagi Dividen Yield Menggiurkan Minggu Depan!

Industri Mainan di Kendal Ekspor Senilai Rp 11 Miliar ke AS

Industri Furnitur Perlu Rebut Peluang USD660 Miliar di Pasar Global