EmitenNews.com - Pembangkit Listrik Tenaga Listrik menjadi prioritas energi baru terbarukan di Indonesia. Pemerintah menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060 dan nuklir menjadi salah satu penyokong utama sumber energi. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi reaktor nuklir skala kecil atau small modular reactor yang lebih praktis dan bisa dibangun secara merata di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam keterangannya yang dikutip Jumat(8/3/2024), Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaludin mengatakan reaktor mini berukuran di bawah 300 megawatt dan berbentuk modular. Dengan begitu bisa diproduksi lebih cepat dan fleksibel dalam pemasangan.

"Karena Indonesia berbentuk kepulauan, jadi kami bisa memasang small modular reactor di beberapa titik ditambah dengan power plant yang besar,” ujar Rohadi Awaludin.

BRIN memiliki dua peran dalam mendorong perkembangan teknologi nuklir. Pertama, BRIN mendukung dan mendorong agar PLTN atau reaktor komersial dibangun oleh badan usaha atau entitas bisnis.

“Kalau yang nonkomersial itu BRIN dapat melakukan sendiri, tentunya juga bersama dengan mitra. Komersial dan nonkomersial kami himpun di sini. Kami juga dorong perguruan tinggi, seperti ITB, melahirkan sumber daya manusia baru di bidang kenukliran agar semakin produktif,” ucapnya.

Jumlah mitra yang bertambah dari dalam maupun luar negeri dinilai dapat menguatkan riset serta perkembangan teknologi energi nuklir di Indonesia. BRIN membuka peluang tersebut dalam melancarkan program terkait reaktor nuklir.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN Topan Setiadipura menambahkan bahwa BRIN mencoba mengembangkan reaktor modular kecil dengan reaktor suhu tinggi berpendingin gas atau high temperature gas-cool reactor (HTGR).

Penting diketahui, HTGR merupakan salah satu jenis reaktor generasi keempat yang memiliki banyak keunggulan dibanding reaktor generasi ketiga. Selain dinilai lebih baik dari segi keamanan, reaktor jenis itu juga menghasilkan panas yang bisa digunakan di industri seperti untuk produksi gas hidrogen.

Saat ini nuklir menjadi prioritas energi baru terbarukan di Indonesia. Pemerintah telah menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060. Dari target itu, nuklir menjadi salah satu penyokong utama sumber energi.

Pada akhir 2023 Badan Riset dan Inovasi Nasional menetapkan dua proyek instalasi nuklir bakal digarap pada 2024, berupa penguatan teknologi akselerator dan reaktor nuklir. Pada Jumat (29/12/2023), Rohadi Awaludin menyatakan, untuk itu BRIN berkolaborasi dengan Institute of Nuclear and New Energy Technology (INET) Universitas Tsinghua.

BRIN tengah mengembangkan Accelerator Driven System (ADS) untuk produksi radioisotop. Instalasi akselerator berperan penting dalam menjawab tantangan pengelolaan limbah radioaktif dari pengoperasian reaktor nuklir.

Proyek untuk memproduksi radioisotop difokuskan pada kawasan reaktor nuklir di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Produksi radioisotop dijalankan karena menjadi kebutuhan nasional saat ini.

Pada 2024, BRIN bersama mitra luar negeri mulai mendesain reaktor generasi keempat tipe small modular reactor (SMR). Reaktor modular kecil merupakan reaktor fisi yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan reaktor konvensional. 

Reaktor generasi keempat punya keamanan lebih tinggi karena berpendingin gas yang tahan terhadap suhu tinggi hingga lebih dari 2.000 derajat Celsius, sehingga tidak ada risiko terjadinya pelelehan bahan bakar akibat suhu tinggi tersebut. **