Usulan Sukuk dan Obligasi Samator Indo Gas (AGII) Rp1,25 T Dapat Rating 'A(idn)'
Kewajiban sukuk ijarah bersifat langsung, tanpa syarat dan tidak tersubordinasi;
Akan dilakukan review tahunan terhadap kepatuhan sukuk terhadap prinsip syariah yang dilakukan oleh tim ahli syariah dan disertifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Perusahaan wajib segera melunasi pokok sukuk dan jumlah pendistribusian berkala apabila terjadi ketidakpatuhan.
Dokumentasi program berisi ketentuan jaminan negatif dan persyaratan keuangan yang sebanding dengan obligasi yang diterbitkan bersama dengan sukuk, yang terkait dengan kinerja Samator Indo Gas.
Transaksi ini akan diatur oleh hukum Indonesia. Fitch tidak memberikan pendapat mengenai apakah dokumen transaksi tersebut dapat dilaksanakan berdasarkan hukum. Namun, lembaga tersebut mempertimbangkan niat Samator Indo Gas untuk mendukung kewajiban sukuknya dan peringkat lembaga tersebut untuk sertifikat tersebut mencerminkan keyakinannya bahwa Samator Indo Gas akan mempertahankan kewajibannya yang tidak bersyarat dan tidak dapat dibatalkan. Fitch tidak memberikan pendapat mengenai kepatuhan program tersebut terhadap prinsip-prinsip syariah ketika memberikan peringkat pada program dan sertifikat yang akan diterbitkan berdasarkan program tersebut.
Peringkat sertifikat tersebut sensitif terhadap perubahan Peringkat Nasional Jangka Panjang Samator Indo Gas dan terhadap peran dan kewajiban Samator Indo Gas berdasarkan struktur dan dokumen sukuk.
Leverage Meningkat: Fitch memperkirakan EBITDA net leverage Samator Indo Gas akan meningkat menjadi 3,3x pada tahun 2024, karena sedikit pelebaran margin EBITDA, dan menjadi 3,0x pada tahun 2025. Meskipun demikian, leverage untuk sementara kemungkinan akan menyentuh 3,5x pada tahun 2023 ( 2022: 3,7x) di tengah kenaikan biaya satuan bahan baku menyusul kenaikan volume non-gas.
Skala Meningkat ; Profil Bisnis yang Solid: Peringkat Samator Indo Gas dibatasi oleh operasinya yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang berperingkat lebih tinggi di skala nasional. Namun, Fitch memperkirakan skala bisnis perusahaan akan membaik seiring dengan peningkatan kapasitasnya, didukung oleh peningkatan aktivitas manufaktur dan industri. Ukuran perusahaan yang kecil diimbangi oleh profil bisnis yang kuat, karena posisi pasar yang solid, marjin EBITDA yang kuat, dan arus kas kontrak jangka panjang.
Belanja Modal Ekspansi : Fitch memperkirakan belanja modal akan meningkat sekitar 18%-25% dari pendapatan pada tahun 2023-2024 (2022: 13%) untuk mendukung pabrik baru di Batang, Jawa Tengah, dengan konstruksi sebesar IDR500 miliar-600 miliar. Pengeluaran tersebut kemungkinan besar akan tersebar pada tahun 2023 dan 2024, dengan jumlah yang kecil pada tahun 2025. Perusahaan berencana untuk mengoperasikan pabrik baru tersebut pada akhir tahun 2024. Belanja modal diperkirakan akan turun setelah tahun 2025, karena perusahaan tidak memiliki proyek besar lagi, sehingga rasio belanja modal/pendapatan akan melambat menjadi 16% pada tahun 2025 dan di bawah 15% pada tahun 2026. Belanja modal mencapai total Rp113 miliar pada 1H23.
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M