Arus Kas Bebas Negatif Sementara : Belanja modal untuk pabrik baru untuk sementara akan menekan arus kas bebas (FCF), yang menurut perkiraan Fitch akan berubah menjadi negatif pada tahun 2023 dan 2024. Namun, margin FCF akan menjadi netral pada tahun 2025 karena tidak adanya proyek ekspansi besar. Fitch memperkirakan rasio pembayaran dividen sedikit lebih tinggi mulai tahun 2022, didorong oleh adanya pemegang saham baru dalam struktur kepemilikan Samator Indo Gas.

 

Pemimpin Pasar Gas Industri dan Medis: Fitch yakin jaringan distribusi Samator Indo Gas yang mapan dan logistik terintegrasi akan mengamankan posisinya di sektor gas industri yang sedang berkembang di Indonesia. Perusahaan ini merupakan produsen gas industri terbesar di negara tersebut, yang menyumbang sekitar sepertiga konsumsi gas tersebut. Kinerja bisnisnya yang tangguh sebagai pemimpin pasar meningkatkan pangsa pasar gas industri grup, termasuk gas silinder dan curah, menjadi 44% pada tahun 2022 (2019: 38%). Kami memperkirakan tren ini akan terus berlanjut.

 

Samator Indo Gas juga merupakan pemimpin di bidang gas medis, dengan pangsa 75%-80%, menurut perusahaan. Samator Indo Gas memantapkan kepemimpinan pasarnya pada tahun 2021, di tengah meningkatnya permintaan oksigen medis untuk merawat pasien Covid-19. Perusahaan menyatakan bahwa permintaan oksigen medis melonjak lebih dari 4x pada Juli-Agustus 2021 seiring dengan meningkatnya infeksi.

 

Pendapatan Terkontrak; Jaringan Distribusi yang Kuat: Sebagian besar pendapatan berasal dari kontrak jangka panjang, yang memberikan visibilitas pendapatan. Perusahaan memperkirakan pendapatan terkontrak sebagai bagian dari total pendapatan akan meningkat pada tahun 2023, dengan rata-rata umur kontrak yang stabil. Pendapatan gas juga terdiversifikasi dengan baik, dengan 20 pelanggan teratas hanya menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan gas. Jaringan distribusi Samator Indo Gas yang mapan dan luas merupakan penghalang yang kuat terhadap persaingan, dengan 55 pabrik, termasuk pabrik pemisahan udara, dan 106 stasiun pengisian bahan bakar di 28 dari 38 provinsi di Indonesia.

 

Peringkat Nasional Jangka Panjang Samator Indo Gas satu tingkat lebih tinggi dibandingkan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (A-(idn)/Stabil), yang mencerminkan posisi pasar Samator Indo Gas yang lebih kuat dan profil keuangan yang lebih baik, namun memiliki skala yang serupa. Bali Tower adalah perusahaan menara telekomunikasi kecil di Indonesia, dengan Bali dan Jakarta sebagai pasar utama masing-masing menara makro dan tiang sel mikro. Sementara itu, Samator Indo Gas lebih terdiversifikasi secara geografis, dengan pangsa pasar yang kuat di luar Pulau Jawa. Fitch juga memperkirakan Samator Indo Gas akan memiliki profil leverage yang sedikit lebih baik, dengan EBITDA net leverage sekitar 3,3x pada tahun 2024, dibandingkan 3,5x di Bali Tower. Fitch memperkirakan ukuran bisnis yang sebanding untuk empat tahun ke depan.

 

Profil Kredit Standalone PT Serasi Autoraya (SERA, AA-(idn)/Stabil) di 'a+(idn)' lebih tinggi dibandingkan Samator Indo Gas, mencerminkan profil keuangannya yang lebih kuat, dengan EBITDA net leverage kurang dari 2,0x dan a skala usaha yang lebih besar; kami memproyeksikan EBITDA-nya akan melebihi Rp1,1 triliun dalam tiga tahun ke depan, dibandingkan dengan Samator Indo Gas yang sebesar Rp900 miliar-1 triliun. SERA juga mendapatkan manfaat dari arus kas yang terlihat, karena bisnis penyewaan kendaraannya memberikan visibilitas dari kontrak jangka panjang yang memiliki penalti untuk terminasi dini.

 

Asumsi Utama Fitch dalam Kasus Pemeringkatan Kami untuk Emiten

- Pertumbuhan pendapatan sekitar 7%-8% dari tahun 2023 (2022: penurunan sebesar 5%)

- Peningkatan margin EBITDA secara bertahap menjadi sekitar 31%-34% pada tahun 2023-2026 (2022: 29%)

- Rasio intensitas belanja modal tahunan sebesar 24% pada tahun 2024, sebelum turun menjadi 15% pada tahun 2026 (2022: 13%) dan  Modal kerja yang stabil.