Wall Street Jeblok, IHSG Cenderung Menguat

Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kompak ditutup melemah. Itu setelah S&P500, dan Nasdaq sempat kembali mencatat rekor intraday tertinggi sepanjang sejarah. Sikap hati-hati investor seiring shutdown pemerintah federal menjadi sentimen negatif. Efeknya, indeks tidak menghindari jebakan koreksi.
Sementara itu, lonjakan saham sektor teknologi berhubungan dengan teknologi kecerdasan buatan seperti Nvidia 1,83 persen, dan Oracle 3,06 persen berhasil membatasi pelemahan indeks lebih dalam. Shutdown pemerintah federal memasuki hari kesembilan setelah Senat gagal untuk kali ketujuh mengesahkan undang-undang pembiayaan.
Perosotan mayoritas indeks bursa Wall Street, aksi jual investor asing, dan koreksi harga beberapa komoditas seperti emas, batu bara dan minyak mentah diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, aksi borong investor domestik saham perbankan berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).
Jadi, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 10 Oktobber 2025, indeks akan menyisir kisaran support 8.200-8.150, dan resistance 8.300-8.350. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor menyerap saham CPIN, EMTK, PGAS, ISAT, BBYB, dan AALI. (*)
Related News

Ekspor CPO Bakal Dipangkas 5,3 Juta Ton Untuk Produksi Biodiesel B50

IHSG Melemah di Sesi I, Sektor Keuangan Pemicunya

Jika Tak Ada Iklim Ekstrem, Tiga Bulan Lagi RI Swasembada Pangan

Makanan Sehat Indonesia Raih Peluang Kontrak USD8,8 Juta di Cile

Aksi Beli Dominan, IHSG Uji Level 8.300

IHSG Lanjut Menguat, Serok Saham WIFI, BUMI, dan ERAL