Wall Street Manyala, IHSG Berkubang Zona Merah

Suasana Main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kembali berhasil ditutup menguat untuk kali kedua secara beruntun. Maklum, minggu lalu mengalami tekanan cukup besar. Itu akibat mulai pemberlakuan kebijakan tarif impor untuk mitra dagang Amerika Serikat (AS).
Penguatan indeks itu, terutama ditopang data penjualan ritel Februari 2025 menunjukan ekonomi AS masih dalam keadaan cukup baik. Pada periode itu, penjualan ritel dilaporkan naik 0,2 persen mom berbanding terbalik dengan sebelumnya turun 1,2 persen mom namun lebih rendah dari konsensus 0,6 persen mom.
Nah, kalau komponen otomotif dikeluarkan, maka penjualan ritel Februari 2025 naik 0,3 persen mom, sejalan dengan konsensus. Penguatan kembali indeks bursa Wall Street, dan harga beberapa komoditas diprediksi menjadi sentimen positif pasar. Aksi jual investor asing berpeluang menjadi sentimen negatif.
Sentimen negatif pasar makin sempurna kalau sektor teknologi kembali anjlok. Oleh sebab itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 18 Maret 2025, indeks akan menyusur kisaran support 6.400-6.330, dan resistance 6.545-6.615.
Berdasar data fakta tersebut, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan sejumlah saham berikut sebagai jujukan investasi. Yaitu, Trimegah Bangun Persada (NCKL), Surya Citra Media (SCMA), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), Bumi Resources Minerals (BRMS), Indofood Sukses Makmur (INDF), dan Indosat (ISAT). (*)
Related News

BEI Ungkap Anjloknya IHSG Hingga Trading Halt

IHSG Anjlok 6,1 Persen di Sesi I, Seluruh Saham LQ45 Ambruk

Punya Smelter Terbesar di Dunia, Prabowo Tak Mau Lagi Jual Bahan Baku

Berbagi Bahagia BRI Group, AGRO Salurkan Sembako 11 Kota Indonesia

Lanjut Koreksi, IHSG Menuju 6.400

Ruang Koreksi Menyempit, IHSG Siap Rebound