EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin berhasil ditutup menguat. Itu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kerangka kesepakatan dagang dengan Inggris. Hasil itu, kesepakatan penting perdana sejak AS menerapkan kebijakan tarif impor resiprokral awal April 2025. 

Meski belum ada detail, dan meneken kesepakatan namun Trump bersama perdana menteri Inggris Keir Starmer memberikan gambaran besar. Yaitu AS tetap mempertahankan tarif impor 10 persen untuk mayoritas barang Inggris. Lalu, Inggris memberi akses lebih besar untuk ekspor ethanol, komoditas pertanian, dan mesin. 

Kedua negara juga sepakat menghilangkan tarif untuk baja, dan alumunium. Di luar kesepakatan dagang,  emiten sektor teknologi juga mendapat tambahan sentimen positif dari rencana Donald Trump untuk menghapus pembatasan perdagangan chip yang diterapkan pada era Joe Biden.

Penguatan indeks Wall Street, dan harga beberapa harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, nikel, timah, dan tembaga diprediksi menjadi sentimen positif pasar. Tekanan jual investor asing, dan sikap hati-hati investor menjelang libur panjang berpeluang menjadi katalis negatif indeks harga saham gabungan (IHSG).

So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah. Artinya, sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 9 Mei 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 6.720-6.610, dan area resistance di kisaran 6.935-7.045.

Berdasar data dan fakta tersebut, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyerukan investor untuk mnnyerok sejumlah saham bberikut. Yaitu, Mitra Keluarga (MIKA), Medikaloka Hermina (HEAL), PT PP (PTPP), Bank BTN (BBTN), Pertamina Geothermal (PGEO), dan Indocement (INTP). (*)