Waspada! Tekanan Jual Hantui IHSG

Petugas kebersihan menyisir teras depan Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibayangi koreksi mayoritas indeks global. Secara teknikal, Indeks gagal mengonfirmasi breakout 6.630 bertepatan dengan indikator MA20.
Dengan pergerakan tersebut, Indeks juga membentuk upper-shadow panjang. Itu menunjukkan adanya tekanan jual menyelimuti penguatan Indeks tersebut. Dengan begitu, Indeks diperkirakan bergerak konsolidatif dalam rentang 6.550-6.650 sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 7 Maret 2025.
Hari ini, Bank Indonesia akan merilis data cadangan devisa per akhir Februari 2025. Posisi cadangan devisa diperkirakan relatif stabil seiring stabilitas nilai tukar Rupiah di kisaran Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (USD) edisi Februari 2025.
Upaya pemerintah untuk melakukan refinancing utang jatuh tempo periode 2025 mencapai Rp800 triliun. Pemerintah berencana memaksimalkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) medio 2025. Pasar regional mengharap petunjuk arah kebijakan Tiongkok, termasuk respons terhadap perang tarif dengan AS dalam kongres Partai Nasional.
Berdasar data dan fakta itu, Phintraco Sekuritas merekomendasikan kepada investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Bumi Minerals (BRMS), Panin Financial (PNLF), Erajawa Swasembada (ERAA), Surya Citra Media (SCMA), dan Pakuwon (PWON). (*)
Related News

9 Sektor Tumbang, IHSG Ditutup Turun 0,53 Persen

Pertamina Kantongi Pendapatan Rp1.194 Triliun pada 2024

Pemerintah Kembali Bidik Rp26 Triliun dari Lelang SUN 17 Juni

Indonesia Segera Miliki Floating LNG Terbesar ke-9 di Dunia

Kembali Jeblok, IHSG Uji Level Psikologis 7.200

IHSG Rawan Koreksi, Lirik Saham HRTA, BRIS, dan AADI