WHO Ungkap Wabah Kolera Terkait Erat dengan Perubahan Iklim
Ilustrasi wabah kolera berkaitan erat dengan perubahan iklim. Shutterstock. WHO.
EmitenNews.com - Mari tingkat kewaspadaan wabah kolera. Bukan apa-apa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah kolera di seluruh dunia sangat terkait erat dengan perubahan iklim. Kolera adalah penyakit yang berkaitan dengan air bersih dan sanitasi bersih. Vaksin adalah metode untuk mencegah ketika penyakit itu sudah ada.
"Saya pikir kami memiliki pengetahuan bahwa wabah kolera yang terjadi saat ini sangat terkait dengan perubahan iklim dalam keadaan darurat, situasi konflik. Kami telah meningkatkan kewaspadaan terhadap kolera," kata Direktur Imunisasi, vaksin dan biologi WHO Dr. Kate O'Brien saat berbicara pada konferensi pers Kelompok Penasihat Strategis Pakar Imunisasi, yang dikenal sebagai SAGE.
Dalam keterangannya yang dikutip Kamis (21/3/2024), O'Brien juga mengatakan dunia saat ini bersiap menghadapi wabah campak. Dengan wabah yang sedang terjadi, kata dia, perubahan iklim, perpindahan penduduk dan krisis kemanusiaan, pencegahan penyakit melalui imunisasi menjadi sangat penting dibandingkan saat ini.
Program imunisasi telah menunjukkan bahwa pertahanan terhadap penyakit adalah inti dari respons terhadap patogen baru, Khususnya patogen seperti yang baru saja melanda dunia, yaitu penyakit COVID-19.
Kelompok SAGE baru-baru ini melakukan tinjauan awal vaksin tuberkulosis baru, serta akan meninjau beberapa vaksin TBC lain untuk mencegah penyakit pada remaja dan orang dewasa.
TBC adalah salah satu penyakit paling berdampak yang merenggut nyawa banyak orang di seluruh dunia. Lebih dari 1,3 juta orang meninggal karena TBC pada tahun 2022, dan lebih dari 10 juta orang jatuh sakit karena TBC.
Hambatan terbesar atas akses terhadap vaksin bukanlah disinformasi, yang lazim terjadi pada masa puncak pandemi COVID-19, namun ketersediaan obat-obatan semacam itu di beberapa daerah.
O'Brien mengatakan sebagian dari informasi tersebut tidak benar, baik secara tidak sengaja salah atau disengaja, atau memang informasi yang salah. Namun, alasan utama orang-orang tidak mendapatkan vaksinasi bukanlah itu.
"Bagi banyak orang, jam buka klinik, jarak yang harus ditempuh, dan kemungkinan besar, kualitas layanan tidak cukup bagi mereka untuk benar-benar mendapatkan vaksin yang ditawarkan,” paparnya.
Perubahan iklim dan kerusakan yang ditimbulkannya berdampak signifikan terhadap kesehatan. Dampak terburuk yang teridentifikasi akibat perubahan iklim ini adalah wabah kolera.
Kolera adalah penyakit diare yang menyebar di tempat-tempat dengan akses air bersih yang terbatas dan air konsumsi yang terkontaminasi. Praktik sanitasi dan buruknya kebersihan mempercepat penyebaran penyakit ini.
Pemicu wabah kolera disebabkan oleh perubahan iklim, seperti terjadi badai tropis hebat, hujan lebar, dan banjir yang mampu merusak infrastruktur air dan sanitasi, serta limbah yang tidak diolah sehingga bisa mengkontaminasi sumber air bersih.
Penyebab penyakit kolera dikombinasikan dengan perubahan iklim. Beberapa tahun terakhir krisis iklim semakin parah dan jumlah wabah kolera turut meningkat.
UNICEF mengungkapkan ada 30 negara yang mengalami peningkatan wabah kolera pada tahun 2022 hingga 145% dari rata-rata lima tahun sebelumnya. ***
Related News
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan