EmitenNews.com—Harga saham emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) memang sudah turun hampir 30% dalam setahun terakhir. Namun, saham EXCL masih belum memberikan tanda-tanda mengalami rebound.


Menurut data perdagangan Jumat (17/3/2023) saham EXCL berada diRp1.950/saham.

 

Harga tersebut sudah terkoreksi 8,6% secara  year to date  (YtD) atau anjlok 29,86 persen selama setahun belakangan. Apalagi, kinerja keuangan teranyar EXCL tidak memuaskan.

 

Pendapatan EXCL memang meningkat 9% secara tahunan (yoy) dari Rp26,7 triliun menjadi Rp29,1 triliun sepanjang 2022.

 

Namun, kenaikan pendapatan tersebut juga diiringi dengan meningkatnya beban-beban EXCL, termasuk kenaikan beban penyusutan dari Rp9,9 triliun menjadi Rp10,5 triliun per akhir 2022.

 

Di samping itu itu, sejumlah beban juga meningkat mulai dari beban interkoneksi dan beban langsung lainnya, beban penjualan dan pemasaran, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, serta beban umum dan administrasi.

Alhasil, laba bersih EXCL turun 13,8% yoy dari Rp1,2 triliun selama 2021 menjadi Rp1,1 triliun per 2022.

 

Rasio profitabilitas EXCL juga kurang mentereng dibandingkan pesaing terdekat (peers). Margin laba operasi (OPM) EXCL tercatat sebesar 13,76%, masih di bawah PT Indosat Tbk (ISAT) yang sebesar 14,38% dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang mencapai 35,73%.

 

Demikian pula margin laba bersih (NPM) EXCL yang hanya 3,81% masih di bawah peers, bahkan oleh PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebesar 19,83%.

 

Selain itu, rasio profitabilitas penting macam  return on equity  (ROE) dan  return on assets  (ROA) EXCL juga jauh di bawah kompetitor.