EmitenNews.com - Pemerintah diminta menjamin komoditas daging yang beredar di pasaran terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, hal itu penting demi menciptakan rasa aman bagi konsumen untuk mengkonsumsi daging. Terutama di tengah merebaknya kasus PMK yang menjangkiti ribuan hewan ternak di Jawa Timur dalam beberapa waktu terakhir.


"Pemerintah harus menjamin bahwa yang beredar di masyarakat adalah daging yang tidak terkontaminasi oleh PMK. Hal ini sangat penting untuk menciptakan rasa aman pada masyarakat saat mengonsumsi daging," kata Ketua Harian YLKI Tulus Abadi kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).


Tulus Abadi juga mendesak pemerintah segera melokalisir zona penyebaran penyakit PMK, untuk menjamin pasokan daging yang aman dan sehat tetap tersedia di pasaran. "Jangan sampai harga daging di pasaran melonjak karena kasus PMK."


Tindakan melokalisir zona wilayah tersebut juga untuk mencegah meluasnya wilayah penularan penyakit mulut dan kuku yang menjangkiti hewan ternak. Dengan begitu, PMK tidak menjadi wabah nasional dan bisa lebih mudah untuk ditangani. Intinya, jangan sampai merebak ke daerah lain, apalagi menjadi wabah nasional PMK.


“Kerugian ekonomi sosialnya sangat besar, jika PMK menjadi wabah nasional pada ternak kita," tegas Tulus Abadi.


Sebelumnya Selasa (6/5/2022), Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, penyakit mulut dan kuku tersebut tidak menular ke manusia meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan. Untuk itu, mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini meminta masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi wabah penyakit yang menjangkiti hewan ternak tersebut.


"Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia. Pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) Budi Gunadi Sadikin saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.


Kementerian Pertanian melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jatim ini.


Dengan hasil laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat. Syahrul berharap penentuan vaksin dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri. Dengan ini ia memastikan penanggulangan PMK dapat berjalan lebih efektif dan efisien.


"PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo. ***