EmitenNews.com - Berhati-hatilah. Sedikitnya 26 provinsi di Tanah Air rawan terjangan tsunami. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, tingkat bahaya gelombang air laut itu, mulai sedang hingga tinggi. BMKG meluncurkan Sirene Evakuasi Multihazard atau SEMAR untuk memaksimalkan sistem peringatan dini di masyarakat.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (10/10/2023), BMKG menyebutkan, Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu negara di dunia yang rawan gempa bumi dan tsunami. Itu akibat dari keberadaan tiga lempeng tektonik aktif di dunia yang bertemu di Indonesia.

 

BMKG menegaskan, dengan tren peningkatan kejadian gempa bumi, upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana menjadi semakin penting.

 

Sayangnya, dlam catatan BMKG, ketersediaan sirene di berbagai daerah di Indonesia masih terbatas. Parahnya lagi, sebagian besar peralatan peringatan dini atas adanya bahaya itu, dalam kondisi kurang baik atau rusak. Padahal, sirene menjadi salah satu perangkat vital dalam penyebaran peringatan dini kepada masyarakat.

 

"Salah satu elemen penting dalam mitigasi bencana adalah pengembangan sistem diseminasi peringatan dini dan perintah evakuasi yang efektif," tulis BMKG.

 

Untuk itu, BMKG meluncurkan Sirene Evakuasi Multihazard atau SEMAR. Sosialisasi dan commissioning test dilakukan di Kulon Progo, DI Yogyakarta, bersama perwakilan pemerintah daerah, BUMN, TNI, dan juga Polri.

 

SEMAR bukan sekadar sirene biasa. Perangkat ini dilengkapi teknologi radio canggih yang memungkinkan pengiriman peringatan dini dan perintah evakuasi secara efektif kepada masyarakat dalam radius yang luas.

 

"Dengan peluncuran SEMAR, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam kemampuan sistem peringatan dini di wilayah yang rawan gempa dan tsunami," masih kata BMKG.

 

Hasil pengembangan dari Stasiun Geofisika Sleman, DI Yogyakarta ini diharapkan bisa mendukung upaya pemerintah menuju target zero victim menghadapi bencana gempa dan tsunami.