EmitenNews.com - DJIA melemah -0,90% pada Kamis (31/10), diikuti S&P 500 (-1,86%) dan Nasdaq (-2,76%). Wall Street terus melemah didorong oleh proyeksi laba yang mengecewakan dari beberapa saham teknologi dan kekhawatiran investor atas potensi langkah hawkish oleh the Fed.


Klaim pengangguran awal untuk minggu yang berakhir 26 Oktober turun menjadi 216 ribu (vs konsensus 230 ribu), sementara indeks harga PCE inti untuk Sep-2024 naik +2,7% YoY, melampaui estimasi konsensus +2,6% YoY.


Hari ini pasar akan menantikan beberapa rilis data seperti: 1) PMI Manufaktur Caixin Tiongkok Okt-2024; 2) Tingkat Inflasi Indonesia Okt-2024; 3) Penggajian Non Pertanian AS Okt-2024.


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral meminta SKK Migas untuk segera memulai produksi lapangan Geng North sebelum tahun 2027, yang akan menambah cadangan gas yang ada dan menambah sumur produksi baru. MNC Sekuritas melihat ini sebagai langkah untuk meningkatkan produksi migas.


"Dan kami yakin dengan percepatan ini, karena wilayah ini sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)," ulas MNCS dalam Morning Navigator-nya. Setelah proyek ini mulai beroperasi, akan ada penambahan cadangan gas sebesar 5,3 TCF dan penambahan 24 sumur produksi baru.


IHSG ditutup flat, menguat +0,06% ke level 7.574,02 pada Kamis (31/10), di tengah aksi jual bersih asing sebesar Rp340,75 miliar. Hampir seluruh sektor menguat, mendorong indeks menguat, dipimpin oleh sektor kesehatan (+2,11%) dan diikuti oleh sektor energi (+1,31%).


Sementara itu, sektor yang melemah dipimpin oleh infrastruktur (-0,16%) dan bahan baku (-0,12%). Indeks mengalami sedikit kenaikan, bahkan saat sebagian besar bursa Asia lainnya ditutup melemah, karena pasar cenderung wait and see menjelang rilis data inflasi dan PMI Manufaktur Indonesia untuk periode 24 Oktober. Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada level Rp15.697/USD.


MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran harga 7.548-7.617. Rekomendasi sahamnya hari ini adalah: BRIS, HRUM, PGAS, dan UNTR.(*)