EmitenNews.com - Program Kartu Prakerja Indonesia mendapat respon positif pada ajang International Conference on Adult Education (CONFINTEA VII) di Marrakesh, Maroko, 15-17 Juni 2022. Diluncurkan pada April 2020, sehari setelah pembatasan mobilitas masyarakat 26 bulan lalu, program bantuan sosial bersyarat online ini menjawab persoalan di bidang pelatihan vokasi dan daya beli yang dihadapi masyarakat di tengah krisis ekonomi akibat Covid-19.


Langkah strategis pemerintah Indonesia menjawab tantangan peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing dan pengembangan kewirausahaan yang terintegrasi dengan skema perlindungan sosial, merupakan inovasi yang positif. Lewat transformasi digital, Program Kartu Prakerja terbukti berhasil menjadi salah satu penyokong masyarakat di masa pandemi.


Dalam keterangannya yang dikutip Rabu (22/6/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, mendapat kehormatan memaparkan program kartu Prakerja pada sesi utama panel ke-4 bertema “Preparing Adults For The Future”, kepada para panelis secara daring. Presentasi Airlangga, ditanggapi dengan baik oleh para perwakilan dari lembaga internasional serta pemimpin internasional dari pembuat kebijakan pendidikan orang dewasa di seluruh dunia.


Program Kartu Prakerja yang dipresentasikan, telah diteliti secara independen, baik oleh peneliti nasional maupun internasional, seperti Bank Dunia, United Nations Development Programme (UNDP dan The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab Southeast Asia (J-PAL SEA). Para peneliti tersebut menilai bahwa Program Kartu Prakerja memiliki konsistensi positif.


Airlangga menjelaskan, sebagai program bantuan tunai bersyarat, Kartu Prakerja tidak hanya membantu pekerja yang terkena PHK dan memberi mereka kesempatan meningkatkan keterampilan sebelum kembali bekerja, tapi secara umum membantu menciptakan wirausaha. Insentif yang diberikan setelah mereka menyelesaikan pelatihan, terbukti justru memperkuat daya beli mereka di masa pandemi Covid-19, karena mayoritas mereka menggunakannya untuk membeli bahan makanan.


“Ada sekitar 12,8 juta lebih penerima Kartu Prakerja yang telah terlayani selama 26 bulan pelaksanaan program dan masih berlanjut hingga saat ini. Semuanya dapat diselesaikan melalui smartphone,” kata Airlangga Hartarto dalam presentasinya.


Menanggapi pemaparan yang disampaikan Menko Airlangga, Menteri Pendidikan Kepulauan Solomon, Lanelle Olandrea Tanangada mengungkapkan program ini sangat menarik untuk diterapkan di Kepulauan Solomon. “Program ini menghasilkan rincian spesifik atas persentase berbagai kelompok masyarakat, dan hal ini akan membantu kami mengidentifikasi masyarakat secara individu, tidak hanya di sektor formal, tapi juga mereka yang telah bekerja di sektor lain.


Sementara itu, Dr. Niamh O'Reilly, CEO, AONTAS, Organisasi Pembelajaran Orang Dewasa Nasional Irlandia, anggota delegasi Negara Bagian Irlandia dari CONFINTEA VII mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja telah menjawab tantangan partisipasi pendidikan yang spesifik terhadap kelompok yang terpinggirkan. Program ini menggabungkan tujuan pendidikan, keuangan dan inklusi sosial tanpa mengorbankan kebebasan individu peserta belajar.


Hal senada diungkapkan Senior Adviser (Non-resident), Project on Prosperity and Development Center for Strategic & International Studies (CSIS) Mr. Gabriel Sanchez-Zinny, salut dengan presentasi yang dilengkapi dengan angka, hasil, dan fokus yang nyata pada pencapaian. “Itulah yang kita butuhkan di bidang pendidikan. Prestasi dan rasa urgensi yang membantu pembelajar, terutama untuk yang membutuhkan,” ujar mantan Menteri Pendidikan Buenos Aires, Argentina ini. (Eko Hilman) ***