Antisipasi Pengetan Moneter The Fed, Indeks Saham Asia Dibuka Beragam
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Senin (28/3) dibuka beragam (mixed) mengikuti pergerakan indek saham utama di Wall Street akhir pekan lalu dengan S&P 500 dan DJIA menguat pada saat NASDAQ turun tipis.
Secara mingguan, indeks saham S&P 500 mencatatkan kenaikan 1.8% setelah lompat 6.2% pada minggu sebelumnya. Indeks NASDAQ dan DJIA masing-masing juga mencatatkan kenaikan mingguan 2.0% dan 0.3%.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik menjadi 2.48% dari 2.34%. "Karena investor mencoba mempertimbangkan seberapa agresif bank sentral AS (Federal Reserve) dalam memperketat kebijakan moneter," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Pengetatan kebijakan moneter yang terlalu agresif dikhawatirkan justru akan dengan mudah memicu terjadinya resesi ekonomi.
Pasar saham sendiri diyakini Dustin telah mempertimbangkan rezim suku bunga yang tinggi. Sehingga hal ini mendongkrak harga saham di sektor Keuangan, terutama perbankan, dan memberi tekanan pada harga saham di sektor yang menawarkan pertumbuhan cepat, seperti sektor teknologi.
Lonjakan imbal hasil surat utang Pemerintah AS membebani harga kontrak berjangka (futures) emas, meskipun secara mingguan masih mencatatkan kenaikan lebih dari 1%. Hal ini ditopang oleh ketegangan geopolitik akibat perang di Ukrania serta kekhawatiran mengenai inflasi.
Di pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah bergerak naik dengan harga minyak mentah jenis brent melonjak hampir 12% sepanjang minggu lalu didorong oleh kekhawatiran ketatnya pasokan minyak dunia.
Milisi Houthi dukungan Iran yang sedang terlibat perang selama 7 tahun dengan koalisi pimpinan Arab Saudi minggu lalu meluncurkan serangan misil pada sejumlah fasilitas perminyakan milik Aramco di berbagai tempat di Arab Saudi.
Untuk perdagangan hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG cenderung bearish di rentang 6.965-7.045. Berikut saham yang diunggulkan.
DGNS
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 492
Target Price 1 : 516
Target Price 2 : 536
Stop Loss : 470
DAYA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 212
Target Price 1 : 224
Target Price 2 : 232
Stop Loss : 200
PPGL
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 122
Target Price 1 : 134
Target Price 2 : 143
Stop Loss : 110.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha