EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin kompak ditutup menguat. Itu seiring kehawatiran investor terhadap potensi tekanan inflasi, dan tensi perang mereda. Apalagi, setelah rilis data inflasi Januari 2025, dan pengkajian penerapan tarif impor resiprokal bagi mitra dagang Amerika Serikat (AS). 

Pasar bereaksi positif karena belum ada penerapan tarif resiprokal secara efektif, baru berupa perintah kajian diperkirakan selesai April 2025 mendatang. Sementara itu, data inflasi tingkat produsen (PPI) melonjak 0,4 persen mom, lebih rendah dari sebelumnya 0,5 persen mom, namun lebih tinggi dari konsensus 0,3 persen mom. 

Untuk PPI inti tercatat naik 0,3 persen mom, sejalan dengan konsensus, dan lebih rendah dari sebelumnya. Data inflasi tersebut diperkirakan membuat indikator inflasi favorit The Fed yaitu PCE akan lebih rendah dari sebelumnya. 

Lonjakan indeks Wall Street, dan harga beberapa komoditas seperti emas, gas, timah, dan tembaga diprediksi menjadi katalis positif pasar. Sementara itu, aksi jual investor asing berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).

Oleh karena itu, sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 14 Februari 2025, IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat. Indeks akan mencoba menjelajahi kisaran support 6.560-6.505, dan resistance level di posisi 6.670-6.720. 

Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan investor mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Aspirasi Hidup (ACES), Japfa (JPFA), Kalbe (KLBF), Aneka Tambang (ANTM), Sido Muncul (SIDO), dan Sariguna (CLEO). (*)