EmitenNews.com - Mayoritas bursa saham Wall Street menyudahi perdagangan akhir tahun lalu melemah. Namun, secara tahunan mencatat performa luar biasa. Sepanjang 2024, Nasdaq melonjak 28,6 persen, dan S&P 500 surplus 23,3 persen.

Itu menandai kenaikan dua tahun terbaik indeks tersebut sejak 1997-1998. Dow merupakan saham unggulan membukukan kenaikan 12,9 persen. Antusiasme terhadap teknologi artificial intelligence (AI), dan potensi produktivitas mendorong indeks utama mencetak rekor sepanjang tahun. 

Nah, pada edisi 2025, pasar keuangan kini memperkirakan sekitar 50 basis poin pemotongan suku bunga tambahan dari Fed. Investor mengamati valuasi berlebihan, dan ketidakpastian seputar kebijakan pajak, dan tarif pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.

Koreksi mayoritas indeks Wall Street, aksi net sell asing, dan beberapa harga komoditas anjlok diperkirakan dapat menjadi sentimen negatif untuk perdagangan awal tahun ini. Paket stimulus untuk 2025 senilai Rp38,6 triliun guna menjaga daya beli masyarakat, dan memperkuat perekonomian diharap mendapat respons positif pasar. 

So, sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 2 Januari 2024, IHSG diprediksi bergerak bervariatif cenderung menguat. IHSG akan mengorbit kisaran support 7.024-6.951, dan resistance level 7.139-7.215. Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menjagokan saham berikut sebagai jujukan koleksi. 

Yaitu, Japfa Comfeed (JPFA), Surya Semesta (SSIA), Sarana Menara Nusantara (TOWR), Mayora Indah (MYOR), Siloam Hospital International (SILO), dan Energi Mega Persada (ENRG). (*)