Awan Mendung Masih Membayangi IHSG, Ini Sektor Pilihan dan Strategi Investasinya
Papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang menunjukkan kondisi IHSG sedang mengalami koreksi. Foto/Rizki EmitenNews
Adapun salah satu alasan mengapa investor asing terus mencatatkan net sell menurutnya karena market China yang sudah mulai dibuka kembali. Seperti diketahui tahun lalu market China koreksi 20 persen membuat ada potensi outflow dari market Kita ke market China.
Net sell asing menjadi penyebab koreksi di IHSG. Di 2023 awan mendung nya masih ada untuk pasar modal Indonesia. Asing melakukan profit taking.
Penurunan IHSG hari ini tidak didukung oleh volume yang masih, karena volume masih kecil maka optimistisme masih tetap terjaga. Saham sektor pilihan masih ada di Banking, sektor konsumsi menjadi pilihan karena lebih defensif.
Saham perbankan di topang oleh BI rate dan juga penyaluran kredit yang diestimasikan tumbuh. Sektor barang konsumsi ada ICBP di targetkan buy dengan target 12.100 dengan potensi penguatan 18 persen.
Untuk sektor CPO tahun lalu yang mengalami koreksi hingga 19 persen, dan awal tahun ini juga mengalami koreksi. Tapi emiten-emiten di Indonesia mayoritas sudah memiliki sertifikasi RSPO membuat produk mereka sudah bisa diterima oleh hampir semua pasar termasuk Eropa.
CPO ada potensi bagus, dari India dan China biasanya untuk awal tahun mengalami lonjakan permintaan. Sehingga sangat layak diperhatikan dan Harga CPO akan terangkat, kuartal I-2023 ada potensi penguatan untuk sektor CPO.
Adapun Roger M.M Head Investment Information Mirae Asset mengatakan, sektor lain yang masih cukup menarik saat ini adalah sektor energi seperti batubara dan minyak. Menurutnya meski untuk energi seperti batubara dan minyak tahun ini akan mengalami penurunan karena adanya resesi. Namun tidak separah sektor teknologi di tahun 2022 karena koreksinya diperkirakan maksimal 20 persen.
Sedangkan jika berkaca pada data-data yang dipublikasikan oleh emiten batubara bahwa mereka tetap optimis bisa mendulang keuntungan di tahun ini bukan hal yang tak mungkin. Itu tercermin dari anggaran capexnya yang rata-rata mengalami pertumbuhan atau sama dengan tahun 2022. Hal ini menandakan bahwa optimisme di industri batubara dan minyak masih tetap terjaga dengan baik.
Related News
GJAW 2024, Tiga Merek Baru Mobil Listrik Asal China Diluncurkan
ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
Berdayakan Pelaku UMKM, Menteri Maman Siapkan Kartu Usaha
Menteri Bahlil Siap Laporkan Tiga Skema Subsidi BBM Kepada Presiden
Kolaborasi Pertamina, TAM dan TRAC Uji Coba Penggunaan Bioetanol E10
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN