Bencana Sumbar, Banjir Bandang dan Lahar Melanda, 28 Korban Tewas
Potongan kayu dari pohon yang terbawa aliran banjir yang memasuki kawasan permukiman warga di Sumbar. dok. BPBD Sumbar. Detiknews.
EmitenNews.com - Korban tewas bencana Sumatera Barat terus bertambah. Hujan lebat yang memicu banjir bandang dan lahar di Sumbar pada Sabtu (11/5/2024) malam, telah menewaskan 28 orang. Korban jiwa kemungkinan akan terus bertambah karena empat orang masih dinyatakan hilang. Banjir parah melanda Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang.
Dalam keterangannya kepada pers, seperti dikutip Minggu (12/5/2024), Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Budi Perwira Negara, mengatakan, untuk Kabupaten Agam, hujan deras bahkan menyebabkan air sungai yang berhulu di Gunung Marapi meluap.
Akibatnya, kata Budi Perwira Negara, muncul aliran di jalur baru yang membawa batu-batu besar dari gunung berapi paling aktif di Sumatera itu ke permukiman di sekitarnya. Begitu derasnya hujan, sampai tercipta jalur tersendiri.
"Banjir ini diikuti dengan material batu besar dari Gunung Marapi. Ini bencana paling parah, yang pernah terjadi di Kabupaten Agam dalam beberapa dekade terakhir," katanya.
Data yang ada menunjukkan, selain korban jiwa, ada pula 16 korban luka dari Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua, dan Kecamatan IV Koto di Kabupaten Agam.
Akibat lainnya, sedikitnya 110 rumah warga dan tempat usaha serta satu sekolah di tiga kecamatan itu tergenang air, sementara tiga rumah terbawa arus.
Kini, akses jalan yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi juga kini terputus karena tanah longsor di Desa Malalak Timur, Kabupaten Agam, akibat hujan lebat.
Menurut Budi Perwira Negara, longsoran tanah menutup jalan itu dengan panjang 12 meter dan ketinggian 3-4 meter.
"Jalan tidak bisa dilewati kendaraan roda dua dan roda empat, karena masih tertimbun tanah longsor," katanya, seperti dilaporkan kantor berita Antara.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanah Datar, Ermon Revlin menyebutkan, bencana yang melanda wilayahnya merupakan kombinasi banjir lahar dingin Gunung Marapi dan banjir bandang akibat naiknya debit air sungai.
BPBD setempat mencatat, ada beberapa sungai yang banjir lahar dingin, ada yang tidak. Yang bukan banjir lahar dingin di Rambatan, lalu di Pandai Sikek, terjadi karena debit air sungai tinggi. Hulu sungainya bukan di Gunung Marapi itu kalau Pandai Sikek.
Secara umum, banjir melanda lima kecamatan di Kabupaten Tanah Datar: Kecamatan X Koto, Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Lima Kaum, dan Kecamatan Sungai Tarab.
Setidaknya 25 keluarga, 24 rumah, dan 12 jembatan yang terdampak, berdasarkan data terakhir BPBD Kabupaten Tanah Datar.
Hingga Minggu siang, fokus penanganan darurat adalah melakukan upaya pencarian dan pertolongan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, banjir yang terjadi sejak Sabtu malam itu, juga meninggalkan endapan lumpur yang cukup tinggi hingga mencapai betis orang dewasa.
"Selain upaya pencarian dan pertolongan, tim gabungan pada hari ini juga berupaya melakukan pembersihan ruas jalan Batusangkar-Padang Panjang yang terdampak endapan lumpur," katanya.
Banjir juga melanda Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur di Kota Padang Panjang.
Related News
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan