Berburu Cuan di Saham Melalui Window Dressing
papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia menunjukkan IHSG mengalami penguatan. Foto/Rizki EmitenNews
Selalu pantau berita terkini tentang kondisi ekonomi, inflasi, atau kebijakan moneter yang bisa mempengaruhi arah pasar. Window dressing umumnya terjadi bersamaan dengan sentimen positif di pasar saham.
Kelima: Pantau volume perdagangan
Terakhir, saham yang mengalami kenaikan volume perdagangan menjelang tutup buku bisa menjadi indikasi adanya aksi window dressing. Hal ini tentu saja bisa menjadi peluang bagi investor yang ingin menambah posisi pada saham tersebut.
Walaupun window dressing umumnya memberikan potensi keuntungan bagi investor, tapi perlu diingat bahwa fenomena ini juga memiliki risiko. Seperti kita ketahui, kenaikan harga saham akibat window dressing umumnya bersifat sementara, sehingga investor perlu berhati-hati dan bijaksana dalam membeli saham tanpa mempertimbangkan fundamental perusahaan dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:
Pertama: Harga yang tidak mencerminkan nilai fundamental
Bukan rahasia lagi kalau kenaikan harga saham akibat window dressing seringkali tidak mencerminkan nilai fundamental perusahaan. Itu sebabnya, sebagai investor wajib berhati-hati, karena bisa saja kita sebagai investor membeli saham di harga yang tinggi dan tentu saja harga sahamnya dapat terjun bebas seiring dengan berakhirnya fenomena window dressing.
Kedua: Penurunan harga saham
Seperti dibahas di poin pertama, saham yang kita beli di saat harga sedang tinggi, bisa saja berbalik arah dengan cepat setelah periode window dressing berakhir. Inginnya keuntungan dengan mudah diraih, yang ada nyangkut dan boncos yang didapat.
Ketiga: Biaya transaksi
Frekuensi jual beli saham yang tinggi selama window dressing dapat berpotensi meningkatkan biaya transaksi, sehingga mengurangi jumlah keuntungan atau yang lebih parahnya bisa menambah kerugian yang di dapat, terutama jika dilakukan tanpa strategi yang matang.
Window dressing bagi manajer investasi dapat menjadi alat untuk meningkatkan daya tarik portofolio mereka di mata para investor. Hal ini bisa menjadi strategi jangka panjang mereka dalam menjaga citra dan reputasi portofolio mereka di mata para investor. Namun, sebenarnya window dressing lebih bersifat seperti kosmetik, yang efeknya sering kali menghilang setelah laporan kinerja keuangan diumumkan. Dimana saham yang harganya naik dikarenakan window dressing umumnya akan kembali ke harga yang normal kembali dalam beberapa minggu atau bulan setelah akhir tahun. Oleh karena itu, para investor perlu berhati-hati dalam memilih saham. Melakukan riset dan analisis mendalam adalah kunci dalam memanfaatkan window dressing dengan bijak tanpa menghadapi risiko yang berlebihan. Dengan strategi yang tepat, investor dapat menyambut window dressing dan mengoptimalkan portofolio mereka menjelang akhir tahun.
Related News
Jika Bursa Efek Indonesia Buka 24 Jam
Saham Energi Baru Terbarukan (EBT), Secerah Apa?
Melirik Saham-Saham Mantan LQ45
Dampak Kebijakan Pemutihan Utang Terhadap Saham Perbankan
Permintaan Emas Global Pecah Rekor USD100 Miliar: Investor Panik?
Praktis Investasi Properti dengan Dana Investasi Real Estate (DIRE)