Berpandangan Stabil, Fitch Afirmasi Peringkat ABM Investama (ABMM) di 'B+'
Model Bisnis Terintegrasi: ABM mendapatkan manfaat dari sinergi yang diciptakan oleh model bisnis terintegrasinya, dengan empat bisnis di seluruh rantai nilai: kontraktor penambangan batubara, penambangan batubara, logistik dan teknik. Namun, sebagian besar pendapatannya berasal dari batubara termal, dimana bisnis kontraktor batubara dan pertambangan batubara menyumbang lebih dari 75% EBITDA.
Rekan terdekat ABM adalah PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA, BB-/Stabil). BUMA memiliki profil bisnis yang lebih kuat dibandingkan ABM didukung oleh pangsa pasar yang lebih tinggi, basis pelanggan yang lebih kuat, dan diversifikasi geografis dan komoditas yang lebih besar.
BUMA, sebagai kontraktor pertambangan terbesar kedua di Indonesia, memiliki volume OB tahunan dua kali lipat dari ABM. Skala usaha merupakan pertimbangan penting dalam industri ini, karena pemain batubara yang lebih besar biasanya memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mempertahankan operasi mereka meskipun pasar sedang lesu. Namun ABM mendapatkan keuntungan dari diversifikasi di seluruh segmen bisnis, termasuk operasi penambangan batu bara, dan profil keuangan yang lebih kuat. Namun demikian, kami memperkirakan ABM akan tetap terekspos terhadap batubara termal dalam jangka waktu dekat, sementara BUMA kemungkinan akan mendapatkan keuntungan dari kontribusi yang kecil namun meningkat dari bisnis kontraktor batubara metalurgi di Australia. Selain itu, bisnis kontraktor inti ABM diperkirakan akan tetap lebih kecil dibandingkan BUMA meskipun ada ekspansi, sehingga terdapat perbedaan satu tingkat dalam penilaian kreditnya.
ASUMSI UTAMA
- Harga batubara Newcastle sesuai dengan price deck Fitch: 2023: USD165/ton; 2024: USD95/ton, 2025: USD 85/ton dan 2026: USD75/ton. Harga batubara ABM disesuaikan dengan nilai kalori
- Volume OB mencapai 270mbcm pada tahun 2024 dan menurun sebesar 5% pada tahun 2025
- Volume penjualan pertambangan batubara akan tetap sekitar 12MT dalam jangka menengah
- Belanja modal kumulatif sekitar USD410 juta selama tahun 2023-2025
- Rata-rata pembayaran dividen tahunan sebesar 35% dari laba bersih tahun sebelumnya sampai dengan tahun 2024.
Analisis pemulihan mengasumsikan bahwa ABM akan direorganisasi sebagai perusahaan yang mampu bertahan dalam kebangkrutan, bukan dilikuidasi. Kami mengasumsikan klaim administratif sebesar 10%.
- EBITDA kelangsungan usaha ABM didasarkan pada EBITDA rata-rata yang kami perkirakan selama tahun 2025-2026 yang diperoleh dengan menggunakan asumsi harga batubara siklus menengah Fitch, yang ditekankan sebesar 15% untuk mencerminkan risiko operasional yang terutama dapat timbul dari penurunan tajam OB volume penghapusan.
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M