EmitenNews.com - DJIA turun -0,31% pada Rabu (27/11), diikuti S&P 500 (-0,38%) dan Nasdaq (-0,60%). Wall Street melemah, terbebani oleh kontraksi saham teknologi dan investor yang memantau ketat rilis data ekonomi makro utama.


Pesanan Barang Tahan Lama untuk Okt-2024 tumbuh lebih lambat sebesar +0,2% MoM, dibandingkan dengan estimasi konsensus sebesar +0,5% MoM. Sementara personal income Oktober 2024 meningkat sebesar +0,6% MoM (vs konsensus: +0,3% MoM), meningkatkan kekhawatiran tentang potensi percepatan inflasi di masa mendatang.


Suku bunga pinjaman P2P di sektor konsumtif akan turun dari 0,3% menjadi 0,2% pada tahun 2025. MNC Sekuritas melihat dengan suku bunga yang lebih rendah, lebih banyak konsumen yang dapat memanfaatkan layanan pinjaman P2P dengan biaya pinjaman yang lebih terjangkau, yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat.


"Konsumsi yang lebih tinggi ini akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di sisi lain, terdapat risiko utang macet jika masyarakat tidak mampu mengelola risiko dan terjebak dalam siklus utang," demikian analis MNCS dalam Morning Navigator-nya hari ini.


IHSG pada Rabu (27/11) ditutup karena adanya hari pemilihan umum daerah (Pilkada) serentak. Sementara bursa Asia lainnya ditutup bervariasi karena investor mencermati sejumlah rilis data ekonomi makro.


Sentimen negatif bersumber dari rilis data Laba Industri Tiongkok Oktober 2024 yang terkontraksi -4,3% YoY (vs -3,5% YoY pada bulan sebelumnya). Nilai tukar rupiah berada pada level Rp15.930/USD.


MNC Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini akan bergerak di kisaran harga 7.236-7.282. Saham yang direkomendasikan adalah: BRMS, INDF, PGAS, dan TLKM.(*)