EmitenNews.com - Bank Pembangunan Daerah Banten atau Bank Banten (BEKS) sepanjang 2023 meraih laba bersih Rp26,59 miliar. Berbalik melejit 111 persen dibanding episode sama 2022 dengan tabulasi rugi bersih Rp239,28 miliar. Hasil itu memangkas saldo rugi atau defisit 0,89 persen menjadi Rp2,87 triliun.

Direktur Utama BEKS, Muhammad Busthami menjelaskan, perseroan sukses melakukan program efisiensi biaya melalui negosiasi ulang terhadap biaya kerja sama dengan penyedia jasa pihak ketiga, efektivitas kegiatan operasional, usaha, melakukan pemantauan, pengendalian biaya operasional, dan umum lainnya.

Melalui program efisiensi biaya itu, biaya operasional turun menjadi Rp260,59 miliar, alias hemat Rp278,08 miliar dari edisi sama 2022 senilai Rp538,67 miliar. Rasio BOPO juga membaik 60,79 persen menjadi 95,19 persen dari episode sama 2022 sebesar 155,94 persen.

Pendapatan bunga tercatat Rp452,76 miliar. Beban bunga Rp256,48 miliar, turun sebesar Rp41,99 miliar atau 14,53 persen dibanding tahun 2022. Alhasil, pendapatan bunga bersih tercatat Rp196,27 miliar, meningkat 25,57 persen atau sebesar Rp39,97 miliar dibandingkan tahun 2022.

Asal pendapatan bunga itu, dari penyalurkan kredit Rp3,7 triliun. Sesuai strategi penataan ulang, target pasar Bank Banten lebih banyak menyalurkan kredit konsumsi dibanding kredit investasi atau kredit modal kerja. Penyaluran kredit konsumer berkontribusi 84,56 persen dari total penyaluran kredit 2023 mencapai Rp3,7 triliun.

Sedang penyaluran kredit komersial posisi 2023 sebesar Rp256,68 miliar atau sebesar 6,92 persen dari total penyaluran kredit bank. Peningkatan kredit diikuti penataan portofolio kredit, dan penerapan manajemen risiko makin baik. Itu tercermin dari perosotan NPL Bank Banten pada 2023.

NPL Gross 9,36 persen, dan NPL Net 1,09 persen. Pada 2022, NPL Gross 9,45 persen, dan NPL Net 1,39 persen. “Penurunan NPL gross dan NPL net itu membuktikan Bank Banten menyalurkan kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian,” tulis dia.

Pada sisi lain, Bank Banten menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp3,7 triliun pada tahun 2023, turun sebesar 10,25 persen dari tahun 2022 tercatat Rp4,16 triliun. Penurunan DPK merupakan bentuk strategi bank dalam penekanan dana mahal.

Bank Banten terus berupaya meningkatkan rasio dana murah dalam struktur pendanaan untuk mengurangi biaya dana dan optimalisasi Net Interest Income (NII). "Sukses bank melakukan efisiensi dan optimalisasi NII, sehingga tahun 2023 mencatat laba bersih Rp26,59 miliar,” tegasnya.

Di sisi lain, permodalan Bank Banten mengalami penguatan, tercermin dari rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) meningkat. Tahun lalu, KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional tercatat 44,72 persen, naik dari edisi sama 2022 tercatat 43,38 persen. (*)