EmitenNews.com - Bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street jatuh pada perdagangan Selasa (30/3). Itu menyusul saham teknologi kembali tertekan setelah imbal hasil Treasury 10 tahun menyentuh level tertinggi sejak Januari 2020.


Dow Jones Industrial Average merosot 104,41 point (0,3 persen) menjadi 33.066,96. Apple anjlok 1 persen, dan Microsoft terkoreksi lebih 1 persen. S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 3.958,55. Nasdaq Composite menukik 0,1 persen lebih rendah pada 13.045,39.


Imbal hasil Treasury 10-tahun naik 6 basis poin ke 1,77 persen, mencapai level tertinggi 14 bulan terakhir. Itu karena peluncuran vaksin dan pengeluaran infrastruktur diharap mendorong prospek pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi. Suku bunga acuan kemudian berubah datar di kisaran 1,72 persen.


Sementara investor mencerna data kepercayaan konsumen jauh melebihi ekspektasi. Indeks keyakinan konsumen conference board Maret melonjak menjadi 109,7, tertinggi 1 tahun terakhir. Dow Jones memprediksi indeks naik menjadi 96,8 dari 90,4 di Februari.


Saham American Airlines melonjak lebih 5 persen, United Airlines naik lebih 3 persen. Carnival dan Kapal Pesiar Norwegia keduanya naik setidaknya 3 persen. Pasar mengalami peningkatan volatilitas di tengah kejatuhan lanjutan setelah hedge fund terpaksa melikuidasi posisinya di beberapa saham media. 


Wells Fargo naik lebih 2 persen setelah tidak mengalami kerugian terkait penutupan eksposur ke Archegos. Saham bank lain juga kembali bangkit. Goldman Sachs menguat 1,9 persen. JPMorgan dan Bank of America juga masing-masing naik lebih 1 persen.


Sementara itu, mayoritas bursa Asia ditutup cenderung menguat pada perdagangan Selasa (30/3). Di antaranya ASX 200 minus 0,90 persen, HSI surplus 0,84 persen, KOSPI naik 1,12 persen, Nikkei menguat 0,16 persen, dan SSEC naik 0,62 persen. 


Pelaku pasar mengapresiasi rilis data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang terkait penjualan ritel Februari meningkat 3,1 persen month on month (MoM), lebih baik dari bulan sebelumnya turun 1,7 persen MoM. Sementara secara year on year (Yoy) penjualan ritel turun 1,5 persen, lebih baik dari bulan sebelumnya tekor 2,4 persen, dan konsensus turun 2,8 persen.


Menyusul sentimen positif minim, Equity Research Analyst Victoria Sekuritas Michael Alexander Santoso menyebut memicu koreksi lanjutan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 1,55 persen ke level 6.071,44 pada perdagangan Selasa (30/3). Selanjutnya, pada perdagangan Rabu (31/3), Indeks akan bergerak pada rentang support 5.980, dan resistance 6.166. 


Sejumlah saham laik koleksi antara lain Chandra Asri Petrochemical (TPIA) Rp11.600, dan Bank Central Asia (BBCA) Rp33.075. Selanjutnya, saham laik jual Wijaya Karya (WIKA) Rp1.485, Bank Tabungan Negara (BBTN) Rp1.680, dan Jasa Marga (JSMR) Rp4.010. (abm)